PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) mencatat sebanyak lebih dari 10.000 warga di wilayah tersebut belum melakukan perekaman KTP elektronik (KTP-el).
Padahal menurut Kepala Disdukcapil Parigi Moutong, Asmadi, pihaknya memiliki cukup banyak blanko formulir dari semua jenis persyaratan untuk kepengurusan administrasi kependudukan, baik itu KTP-ep, akta, KK, dan lainnya.
“Berdasarkan data keadaan penduduk, menurut perekaman KTP elektronik dan cetak KTP semester I tahun 2024, jumlah keseluruhan penduduk yang belum rekam KTP-el sebanyak 10.308 jiwa. Sementara yang sudah melakukan perekaman sebanyak 420.604 jiwa,” ungkap Asmadi, di Parigi, Selasa (15/10/2024).
Adapun jumlah total penduduk di Kabupaten Parmout per semester I tahun 2024 sebanyak 459.566 jiwa. Terdiri dari laki-laki 234.856 jiwa dan perempuan 224.710 jiwa. Dari jumlah itu, penduduk yang sudah cetak KTP sebanyak 318.383 jiwa. Dengan rincian laki-laki 162.145 jiwa dan perempuan 156.238 jiwa.
Asmadi mengatakan, salah satu yang menjadi permasalahan saat ini, khususnya dalam hal kepengurusan administrasi kependudukan di Kabupaten Parmout, adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat. Ditambah lagi, ada beberapa daerah pedalaman yang aksesnya jauh dan belum memiliki pasokan listrik maupun jaringan internet.
Meski demikian, Asmadi menyebut, kedua hal itu tidak menjadi kendala bagi pihaknya untuk terus berupaya memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karena menurutnya, setiap warga negara wajib memiliki administrasi kependudukan yang lengkap.
“Setiap warga negara wajib memiliki administrasi kependudukan yang lengkap. Itu yang terpenting. Sehingga, kami terus berupaya agar warga yang belum rekam KTP-el segera melakukan perekaman, terutama bagi pemula. Karena target kami di tahun ini semua masyarakat sudah memiliki administrasi kependudukan, apalagi kami mendapat dukungan dari provinsi dan pusat,” ujarnya.
Asmadi menjelaskan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan upaya percepatan kepengurusan administrasi kependudukan di 23 kecamatan di Parmout, salah satunya dengan cara jemput bola. Hal tersebut dilakukan guna memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat, dan menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi petugas hingga operator ketika berada di lapangan.
“Semua kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong sudah kami masuki, bahkan ada yang double. Jujur saja, kendala utama yang kami hadapi di lapangan hanya jaringan, hal itu disebabkan padamnya listrik,” tuturnya. CR1