PARIGI, MERCUSUAR – Nizar Rahmatu, selaku Abnaul Khairaat mendesak Polri menindak tegas pelaku ujaran kebencian dan penghinaan terhadap Sayid Idrus bin Salim (SIS) Aljufri atau Guru Tua.
Nizar yang merupakan cucu kandung KH. Nawawian Abdullah, secara kultural tersambung dengan Guru Tua, mengingat kakeknya murid langsung pendiri Alkhairaat tersebut. Nizar Rahmatu, menegaskan jika pernyataan ulama asal Yogyakarta, Gus Fuad Plered, yang dinilai telah menghina ulama sekaliber Guru Tua yang menjadi panutan ummat muslim di kawasan timur Indonesia.
Menurut Nizar Rahmatu, pernyataan Gus Fuad tersebut tidak mencerminkan sosok cendekia, karena telah melukai hati Abnaul Khairaat yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Gus Fuad Plered telah melukai hati abnaul khairaat juga membuat kegaduhan di tengah masyarakat,” katanya melalui pers rilis yang diterima redaksi, Jumat (28/3/2025).
Perlu dipahami lanjut Nizar, Guru Tua telah berjasa bagi kemajuan pendidikan di Negeri ini utamanya Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga beralasan jika masyarakat marah karena sangat mencintai Guru Tua. Alkhairaat dan Guru Tua memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya di Kota Palu.
“Saya mendorong aparat hukum untuk menindak tegas pelaku. Tidak ada ruang bagi siapa pun yang merendahkan atau menyebarkan ujaran kebencian terhadap tokoh yang berjasa besar dalam penyebaran agama Islam di daerah kita,” tegasnya.
Nizar pun menjelaskan bahwa rencana pengusulan Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional telah mendapat dukungan dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan.
“Organisasi-organisasi itu menilai bahwa pendiri perguruan Islam Alkhairaat yang berpusat di Kota Palu layak menjadi Pahlawan Nasional,” tandasnya.
Sebelumnya Gus Fuad Plered menyampaikan Guru Tua tidak layak menjadi pahlawan nasional bahkan melontarkan kata-kata tidak baik. RIL/GUS/TMU