Pemasaran Digital dan Sistem Monitoring Tangkapan Perkuat Usaha Nelayan Ambesia Selatan

PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Desa Ambesia Selatan, Kecamatan Tomini, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, menjadi salah satu desa binaan yang sedang mengembangkan pemberdayaan nelayan berbasis energi terbarukan dan pemasaran digital. Program ini merupakan bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) skema Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) Universitas Tadulako (Untad) yang memasuki tahun ketiga pada 2025.

Dengan tema “Desa Ambesia Selatan sebagai Sentra Produktif Hasil Laut Berkonsep Sustainable Business dan Ramah Lingkungan Melalui Penerapan Teknologi Penangkapan dan Pengolahan Berbasis Energi Terbarukan”, kegiatan ini didanai melalui DIPA Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendiktisaintek tahun anggaran 2025.

Program ini bertujuan untuk memperkuat usaha nelayan dengan memanfaatkan teknologi dan sistem yang lebih efisien dalam operasional mereka, sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas.

Setelah penerapan lapika dan portable PLTS pada tahun pertama, serta solar dryer dome di tahun kedua, program ini kini memasuki fase ketiga, yang fokus pada sisi pemasaran dan penguatan kelembagaan nelayan. Salah satu inovasi utama yang diperkenalkan adalah aplikasi siTANPAS (Sistem Informasi Tangkapan Nelayan dan Pemasaran). Aplikasi ini memungkinkan nelayan untuk melaporkan hasil tangkapan mereka secara daring, sekaligus memudahkan calon pembeli dalam mengakses informasi mengenai ikan yang tersedia.

Sistem monitoring ini menggunakan perangkat elektronik yang dipasang di bagan nelayan, yang menjadi bagian dari Internet of Things (IoT) yang terintegrasi dalam aplikasi siTANPAS. Melalui teknologi ini, nelayan dapat melakukan pelaporan dengan lebih mudah dan efisien, mengurangi perantara dalam rantai distribusi, serta memberikan harga yang lebih baik bagi mereka.

Dr. Ahsan Mardjudo, seorang pakar sosial ekonomi perikanan dari Universitas Alkhairaat yang terlibat dalam program ini, berharap koperasi nelayan dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang lebih mandiri.

“Koperasi ini akan diperkuat sebagai lembaga ekonomi nelayan yang mampu mengelola distribusi hasil tangkapan dan memanfaatkan sistem digital yang ada,” ujar Dr. Ahsan.

Program ini melibatkan sembilan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) dari Universitas Tadulako dan Universitas Alkhairaat, yang berasal dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari akuntansi, teknik elektro, teknik informatika, hingga agrobisnis perikanan. Para mahasiswa ini berperan penting dalam mendampingi masyarakat untuk memastikan aplikasi siTANPAS berjalan optimal, serta membantu penguatan kelompok usaha nelayan dan koperasi.

Teknologi yang diterapkan dalam program ini tidak hanya berfungsi sebagai alat, tetapi juga menjadi sarana edukasi untuk masyarakat setempat. Dr. Khairil Anwar, salah satu anggota tim program, menegaskan bahwa kemandirian masyarakat adalah hal yang sangat penting.

“Kami ingin teknologi ini tidak hanya berhenti sebagai proyek, tetapi menjadi bagian dari kehidupan nelayan sehari-hari. Masyarakat harus mampu mengoperasikan dan memelihara teknologi ini dengan mandiri,” ujarnya.

Hingga September 2025, penerapan energi terbarukan untuk pengolahan hasil laut dan sistem pemasaran digital telah membawa dampak positif bagi nelayan di Desa Ambesia Selatan. Kepala Desa Ambesia Selatan, Rustam, S.P., menyampaikan bahwa program ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Dengan aplikasi ini, nelayan lebih mudah menjual ikan, harga lebih baik, dan ibu-ibu juga bisa ikut berperan dalam kegiatan ekonomi,” ujar Rustam.

Program PDB Desa Ambesia Selatan diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan contoh bagaimana pengelolaan hasil laut berbasis energi terbarukan dan sistem digital yang sederhana, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Sebagai desa binaan, Ambesia Selatan diharapkan menjadi model bagi desa-desa lain dalam mengembangkan ekonomi berbasis potensi lokal dengan dukungan teknologi yang ramah lingkungan.

Dengan penerapan teknologi yang tepat dan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, desa ini berpotensi menjadi salah satu pusat produksi hasil laut yang berkonsep sustainable business, yang tidak hanya menguntungkan nelayan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. UTM

Pos terkait