PARIGI, MERCUSUAR – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Parigi Moutong (Parmout), Zulfinasran Tiangso mengungkapkan, untuk menekan angka kematian ibu dan anak di wilayah itu dibutuhkan sinergitas dari berbagai pihak.
Dia mengatakan, salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut dengan cara menjadikan kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas utama dalam setiap pelayanan. Pernyataan ini disampaikan Sekda Zufinasran pada rapat pembentukan kelompok dan evaluasi jejaring skrining Antenatal Care (ANC), bayi, balita serta rujukan maternal dan parinatal yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Parmout, di Lantai II Kantor Bupati Parmout, Selasa (26/11/2024).
“Saya meminta semua pihak baik itu dinas kesehatan, rumah sakit umum daerah hingga swasta, praktek mandiri dokter juga bidan, harus memiliki pemahaman yang sama serta bertanggung jawab dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi,” ungkap Sekda Zufinasran.
Dia juga menjelaskan, untuk mendukung terwujudnya pembangunan kesehatan berkelanjutan di Kabupaten Parmout, maka sangat penting dilakukan skrining kesehatan kepada setiap ibu dan anak, tujuannya agar berbagai kondisi yang berisiko dapat diketahui sejak dini serta ditangani dengan tepat.
Sehingga melalui pembentukan jejaring skrining tersebut, dirinya berharap dapat memperkuat koordinasi antar berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, baik itu ditingkat puskesmas, rumah sakit, maupun lembaga terkait lainnya.
Menurut Zulfinasran, dengan adanya jejaring yang solid maka infomasi dan data tentang status kesehatan ibu hamil, bayi, serta balita dapat terintegrasi dengan baik, sehingga intervensi yang tepat dapat segera diberikan.
Dengan begitu, kata ia, tujuan bersama untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta memperbaiki status gizi dan kesehatan secara menyeluruh di Kabupaten Parmout, dapat terwujudkan.
“Saya mengajak seluruh stakeholder untuk bekerja sama dan berkomitmen dalam menjalankan program tersebut. Sebab, keberhasilan pembentukan jejaring skrining ini tidak hanya bergantung pada instansi pemerintah, tetapi juga melibatkan tenaga medis, masyarakat serta para pihak terkait lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Parmout, I Gede Widhiada dalam laporannya mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan guna meningkatkan kualitas pelayanan ANC, bayi, balita dan rujukan maternal serta perinatal tentang peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
“Tentunya melalui kegiatan ini kita mengetahui tugas serta peran dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan masa sebelum hamil, hamil, persalinan, sesudah persalinan bayi hingga balita dan rujukan maternal perinatal,” jelasnya.
Menurut I Gede, untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan pengembangan sistem rujukan antara Puskesmas dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama swasta, klinik bersalin dan praktek mandiri dokter hingga bidan di wilayah kerja Kabupaten Parmout.
Pasalnya, ungkap dia, dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi sangat dibutuhkan kesepahaman, kesepakatan dan komitmen kerja sama dari berbagai pihak terkait, baik itu melalui sosialisasi, pembinaan kesehatan, pemberdayaan masyarakat serta pengembangan dan penguatan jejaring sistem rujukan maternal perinatal.
“Sampai saat ini kami telah menjalin kesepahaman kerja sama jejaring ANC, bayi, balita dan rujukan maternal perinatal dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama swasta, yaitu RSIA Defina Parigi. Selain itu, puskesmas dengan praktek mandiri dokter Obgyn dan puskesmas dengan praktek mandiri bidan,” pungkasnya. AFL