PARMOUT, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong (Parmout) dan Polres menyita puluhan tabung gas elpiji 3 kilogram (Kg) dari pengecer saat menggelar inspeksi mendadak (Sidak) di sejumlah wilayah di daerah itu, Selasa (14/5/2019).
Kabag Perekonomian Setdakab Parmout, Alina Deu mengatakan sidak yang dilaksanakan untuk menindaklanjuti laporan masyarakat yang kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg, serta harganya yang dibandrol mulai dari Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per tabung.
Dijelaskannya, sidak tersebut akan dilaksanakan di 23 wilayah kecamatan di Parmout yang pendistribusian gas elpiji bersubdisinya dilakukan oleh lima agen dengan pangkalannya masing-masing.
“Untuk hari ini kami tindaki yang mengecer gas elpiginya dan langsung melakukan penelitiannya agar memberikan efek jerah kepada mereka,” ujarnya pada sejumlah wartawan disela-sela sidak di Pasar Sentral Parigi.
Intinya, kata Alina, masyarakat masih kurang memahami bahwa mengecer gas elpigi 3 kg tidak dibenarkan, karena merupakan bahan bakar bersubsidi dan peruntukannya bagi masyarakat ekonomi rendah atau miskin.
Dia menambahkan, hasil sidak pihaknya tidak mendapatkan informasi pasti pangkalan tempat para pengecer memperoleh elpiji bersubsidi tersebut. Sebab para pedagang di Pasar Inpres Parigi mengaku gas-gas itu merupakan titipan dari orang yang membeli gas dipangkalan lebih dari satu, serta mendapatkannya dari Kota Palu.
Terkait kelangkaan elpiji bersubsidi itu, seharusnya tidak terjadi. Sebab hasil koordinasi pihaknya di Pertamina Regional VII di Makassar kuota gas elpiji 3 kg untuk wilayah Kabupaten Parmout telah mencukupi sesuai dengan jumlah warga miskin, bahkan mendapatkan tambahan kuota.
Hanya saja, berdasarkan amatan yang dilakukan ternyata ASN dan pemilik rumah makan besar di wilayah Kota Parigi juga mengunakan gas elpiji 3 kg yang dibeli dari pangkalan. Padahal, peruntukan gas bersubsidi itu hanya untuk masyarakat miskin.
“Akibatnya kuota gas elpiji 3 kilogram untuk masyarakat miskin terus berkurang karena tidak tepat sasaran. Penyebab lainnya juga akan ditelusuri agar tidak ada lagi terjadi kelangkaan,” katanya. TIA