TALISE, MERCUSUAR – Dampak pandemi Covid-19 di Indonesi, termasuk Kota Palu, juga berdampak buruk bagi mobiler atau fasilitas penunjang sekolah, mulai dari kursi, meja, kusen hingga pintu rusak dan megalami pelapukan, akibat lama tidak digunakan.
Kerusakan tersebut diakui Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Palu, Salim yang mengatakan hampir seluruh sekolah yang menggunakan mobiler yang terbuat dari kayu rusak akibat lapuk. Dia melanjutkan, pandemi melanda Indonesia hampir dua tahun terakhir, makanya proses pendidikan di sekolah ditiadakan sehingga membuat banyak fasilitas sekolah rusak dengan sendirinya.
Ketua MKKS SMA Kota Palu, Salim mengatakan kerusakan ini sebenarnya menyebar di seluruh sekolah di Kota Palu maupun daerah lainnya sebab kebanyakan kerusakan itu diakibatkan karena tidak pernah digunakan para siswa.
“Contoh saja di sekolah kami hampir ratusan meja dan kursi rusak akibat lapuk atau kabubu, makanya kami bersama para guru terpaksa kembali mengumpulkan seluruh mobiler untuk diperbaiki semampunya. Sebab ada sebagian mobiler sudah tidak bisa diperbaiki karena tingkat kerusakannya sangat parah,” katanya, Senin (4/10/2021).
Pihaknya mengatakan pandemi saat ini memang banyak memberikan dampak yang buruk dari berbagai sektor, khususnya buat sekolah banyak megalami kerusakan mobiler yang tentunya dapat menganggu aktifitas pembelajaran PTM kedepan, sehingga mereka berharap agar pemerintah bisa memberikan solusi tentang banyaknya mobiler yang rusak.
“Tak hanya itu berbagai fasilitas tempat cuci tangan maupun tempat lainnya yang sudah disiapkan sekolah sejak dua tahun lalu banyak juga mengalami kerusakan. Kerusakan itu diakibatkan karena tidak pernah digunakan oleh para siswa. Sementara sekolah juga tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan dana untuk menyiapkan tenaga kebersihan maupun lainnya,”terangnya.
Setelah adanya aturan PTM, sekolah bingung karena banyaknya mobiler yang rusak akibat lapuk. “Kami juga sudah mencoba dengan para guru untuk bisa memperbaiki sejumlah mobiler yang rusak khususnya untuk kursi dan meja. Tetapi jumlahnya sangat banyak dan banyak mobiler yang memang sudah tidak bisa diperbaiki. Sementara dana untuk perbaikan mobiler juga sangat terbatas sehingga membuat sekolah pusing,” tambahnya.
Pihaknya juga akan berupaya untuk membawa masalah ini pada saat Rapat MKKS nantinya bersama Disdibkud Sulteng, sehingga mereka bisa mengetahui kendala yang dialami sekolah sebelum melaksanakan PTM terbatas. UTM