Disdikbud Sebut Serapan Tenaga SMK Meningkat

BESUSU TENGAH, MERCUSUAR – Kemendikbud Ristek RI telah membuat aplikasi semacam tracer study untuk mengetahui kemana saja siswa setelah tamat dari jenjang SMK, apakah bekerja di dunia usaha dan industri, melanjutkan pendidikan dan beriwirausaha, atau pengangguran.

“Data itu untuk menjawab data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa tamatan SMK yang lebih banyak pengangguran. Ternyata setelah ditelusuri ternyata BPS hanya mendata tamatan SMK yang ada di perusahaan, sementara yang berwirausaha mereka tidak mendapatkan datanya makanya saat ini serapan tenaga SMK sangat meningkat,” Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdikbud Sulteng, Dr. Hatija Yahya, Selasa (20/12/2022).

Ia mengatakan, belum lama ini sekolah telah membentuk tim, dengan menggunakan aplikasi dari Kemendikbud Ristek RI untuk menelusuri para siswa tamatan SMK tahun 2021. Setelah itu mereka mendapatkan data di Sulteng ternyata hanya ada lima persen tamatan SMK yang mengganggur.

“Jadi aplikasi ini bukan adanya di provinsi tetapi secara nasional. Untuk Provinsi Sulteng secara nasional itu urutan keempat dalam progres data artinya kita termasuk cepat dalam mengirimkan data, secara kebetulan juga sudah tutup cut off data pada 28 November 2022, berarti sudah selesai pengiputan datanya,”jelasnya.

Dari hasil penulusuran itu, tamatan SMK yang ada Sulteng didapatkan data bahwa yang bekerja ada 31 persen, kemudian yang melanjutkan pendidikan ada 28 persen, dan beriwirausaha 22 persen, sementara yang pengangguran itu hanya 5 persen.

“Kalau kita melihat data, anak-anak yang menunggu pekerjaan itu tidak lama, jadi kalau merka menganggur tidak sampai satu tahun, tamatan SMK itu sudah mendapatkan pekerjaan. Data kita sangat jelas,”tambahnya.

Artinya, tujuan SMK yang akan melahirkan tamatan yang bekerja, melanjutkan dan wirausaha (BMW) itu terwujud. Jadi kalaupun ada yang menganggur tidak sampai 3 persen, dari tamatan di Sulteng, setiap tahunnya tracer study ini sudah akan dilakukan, dan ini akan menjadi data sandingan dari pihak BPS itu sendiri.

“Kami juga telah melakukan koreksi data dengan BPS bahkan kami sudah bertemu, inilah yang bisa menjawab data BPS bahwa siswa SMK itu tidak banyak yang pengangguran. Pendataan ini bukan sekolah yang melakukan tetapi siswa itu sendiri, aplikasi dari Kemendikbud Ristek itu diberikan akses kepada siswa yang mengisinya instrumennya,”jelasnya.

Tamatan SMK yang mengisi sendiri berapa jumlah gajinya, kemudian saat ini bekerja dimana, hanya saja saya lihat dari data gaji, tamatan kita itu gajinya masih di bawah UMR, bahkan yang telah memiliki sertifikasi masih sangat rendah gajinya. Inilah yang mungkin kita dorong kepada pihak industri agar memberikan mereka penghargaan terhadap tamatan SMK yang memiliki kompetensi yang memadai. UTM

Pos terkait