LERE, MERCUSUAR – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Datokarama Palu melaksanakan kegiatan kuliah tamu, dengan menghadirkan narasumber berkompoten yang memiliki kemampuan multi bahasa yang dipadukan dengan era technology kekinian, asal Aceh, yakni Prof. Teuku Zulfikar, S.Ag, M.Pd, Ph.D, Universitas Ar-Raniry, Aceh.
Pelaksanaan kuliah tamu yang bertema Teaching And Learning Languages For Multilingual in The Era Of Society 5:0, di aula FTIK UIN Datokarama Palu. Kegiatan tersebut diikuti oleh mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Bahasa Arab dan Prodi Bahasa Inggris, serta wakil Ketua Dekan, Kabag Tata Usaha, Ketua Jurusan di FTIK UIN Datokarama Palu dan jajaran pimpinan lembaga lainnya.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada panitia penyelenggara yang telah berperan aktif dalam mensukseskan dan menghadirkan narasumber yang berkompoten dalam berbagi ilmu kepada mahasiswa, sehingga pelaksanaan tersebut bisa berjalan dengan lancar,”kata Dekan FTIK UIN Datokarama Palu Dr. Askar, M.Pd, Selasa (5/7/2022).
Melalui tema yang diangkat dari pelaksanaan kuliah tamu pula, selaku Dekan FTIK UIN Datokarama Palu, sangat mengharapkan keseriusan dari mahasiswa Prodi Bahasa Arab maupun Bahasa Inggris, untuk serius dalam menyimak, mendengar, memahami serta mampu merealisasikan dari penyampaian pemateri yang akan disampaikan dalam kuliah tamu.
“Saya sangat berharap kepada narasumber hari ini, berbahagia hadir dalam kegiatan pada hari ini, dan dapat mencerdasakan dalam memberikan ilmu kepada mahasiswa, dan dapat menyampaikan beberapa hal pentingnya mengembangkan bahasa di era multi bahasa saat ini,”terangnya.
Tentu banyak hal yang harus bisa digali, ada Bahasa Arab, Bahasa Inggris yang kedua-duanya memiliki karakter yang berbeda, makanya narasumber akan memberikan nuansa yang berbeda tentang multi bahasa dengan memadukan era teknologi 5:0.
Menurutnya, dengan sedikit menyertakan canda, bahwa kalau bahasa itu dimaknai sebagai sesuatu idiom yang bisa dimainkan berbagai makna, yang sangat tergantung dengan bahasa yang kita miliki. Sehingga, bahwa bahasa itu bisa dibuktikan, kalau bahasa itu hanya kesepakatan yang dilakukan seseorang.
“Kalau hari ini kita sepakat mengganti nama microfon sebagai penamaannya ‘Pakkedu’,maka ketika saya meminta anda untuk mengambil Pakkedu (mikrofon), tentu anda akan ambil itu pakkedu,”tutupnya.UTM