BESUSU TENGAH, MERCUSUAR – Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Prof. Dr. Unifah Rosyidi, melakukan audiensi bersama Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Novalina, di ruang kerja Sekdaprov Sulteng, Rabu (20/8/2025). Kunjungan ini didampingi oleh Ketua PGRI Sulteng, Syam Zaini, dan Sekretaris Dinas Pendidikan Sulteng, Dr. Asrul.
Dalam pertemuan tersebut, Prof. Unifah Rosyidi menyampaikan sejumlah pokok-pokok pikiran strategis terkait penguatan pendidikan di daerah, termasuk konsep besar Go Public Fund Education Campaign 2025 yang tengah digagas PB PGRI.
Ketua PGRI Sulteng, Syam Zaini dalam keterangannya kepada media menjelaskan, konsep kampanye ini mendorong alokasi dana publik dari APBD untuk pendidikan berkualitas yang dapat diakses seluruh masyarakat.
“Permintaan dana publik ini bertujuan agar masyarakat bisa mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu. Itu yang kami harapkan dari PGRI,” ujarnya.
Syam menambahkan, gagasan yang disampaikan Ketua Umum PB PGRI tersebut mendapat sambutan positif dari sekdaprov. Bahkan, menurutnya, pokok-pokok pikiran tersebut selaras dengan program BERANI Cerdas yang saat ini sedang digalakkan oleh Pemerintah Provinsi Sulteng.
“Kami sangat mengapresiasi masukan dari Ketua PB PGRI. Pemprov juga menyatakan telah melakukan langkah-langkah sejalan dengan usulan tersebut. Ini menjadi sinyal positif bahwa pendidikan di Sulteng sedang diarahkan ke jalur yang tepat,” terang Syam.
Salah satu isu strategis yang turut dibahas dalam pertemuan itu adalah rencana penerapan program wajib belajar 13 tahun di Sulawesi Tengah. Sekdaprov menjelaskan, pemprov melalui Dinas Pendidikan telah menyampaikan usulan ke kementerian, agar Sulteng menjadi pilot project untuk kebijakan ini.
“Wajib belajar 13 tahun ini terdiri dari satu tahun di PAUD, enam tahun SD, tiga tahun SMP, dan tiga tahun SMA. Ini langkah konkret kami untuk memperluas akses pendidikan hingga jenjang menengah atas,” kata Novalina seperti dikutip oleh Ketua PGRI Sulteng.
Selain pembahasan pendanaan dan akses pendidikan, Syam Zaini juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas guru di daerah. Ia meminta agar pelatihan guru tidak hanya dilakukan secara tatap muka yang menyerap banyak anggaran, tetapi juga dikembangkan melalui platform digital seperti Zoom atau media daring lainnya.
“Dengan pelatihan daring, guru-guru tetap bisa mendapatkan sertifikat pelatihan, baik 35 jam, 70 jam, atau lebih. Ini bukan hanya meningkatkan mutu, tapi juga berdampak pada kenaikan angka kredit guru,” jelas Syam. Usulan ini tambahnya, juga disambut positif oleh Sekdaprov Sulteng. UTM