TALISE, MERCUSUAR – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulteng mengapresiasi upaya dari pemerintah dalam membatalkan penghapusan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), sebab ada ribuan guru yang sangat membutuhkan untuk bisa diangkat menjadi CPNS.
Sebelumnya PB PGRI bersama para pengurus PGRI dari berbagai provinsi di Indonesia sudah melayangkan surat penolakan adanya program pemerintah tentang penghapusan CPNS guru dengan membuatkan program PPPK, sehingga program tersebut dianggap sangat deskriminasi para guru oleh pemerintah.
“Sebelumnya kami bersama pengurus lainnya sudah melangkan surat penolakan, setelah itu kami mendengar adanya pembatalan. Maka kami sangat berterimakasih dan mengapresiasi upaya dari pemerintah dalam mendukung para guru di Indonesia, sebab banyak alasan yang wajib diperhitungkan oleh pemerintah dalam mengambil keputusan untuk para guru,” kata Ketua PGRI Sulteng, Syam Zaini, Rabu (6/1/2021).
Ia menambahkan banyak perbedaan antara program CPNS dan PPPK, sebab untuk CPNS para guru memiliki jenjang karir yang baik. Ketika masuk PNS mereka bisa memiliki karir yang baik contohnya bisa menjadi kepala sekolah, pejabat pemerintah maupun lainnya. Sementara jika hanya mengandalkan PPPK, maka pada guru tidak memiliki karir yang baik karena selamanya hanya bisa menjadi guru di sekolah tersebut.
“Saat ini kami mendorong agar seluruh guru bisa bersama-sama dalam memperjuangkan nasib mereka, karena jika kita hanya diam maka program itu akan merugikan para guru. Sementara sesaui dengan UUD seluruh warga negara bisa mengabdikan diri untuk bekerja kepada negara termaksud para guru melalui CPNS,”terangnya.
Pihaknya juga tidak mau memaksakan pemerintah dalam mengangkat seluruh guru honorer untuk dijadikan CPNS karena itu hal yang mustahil. Tetapi biarkan program itu ada untuk para guru agar mereka juga bisa ikut ambil bagian dalam mengikuti CPNS.
“Jika lulus berarti mereka sangat layak, jika gagal itu sudah menjadi resiko buat para guru yang memang sudah mengetahui mekanisme CPNS,”jelasnya.UTM