PGRI Sulteng Minta Sekolah Perkuat Pendidikan Karakter

Syam Zaini (2)-959ca9c3
Syam Zaini

LERE, MERCUSUAR – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sulawesi Tengah mendorong agar seluruh sekolah untuk bisa memperkuat pendidikan karakter yang merupakan pola belajar dalam membangun kekuatan mental siswai sejak dini guna menghadapi perkembangan globalisasi.

“Pendidikan berkarakter menjadi satu kewajiban dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di ruang kelas. Satuan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan dituntut lebih inovatif dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran karena sekolah tidak hanya sebatas mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga turut membina peserta didik menjadi pribadi yang teladan,”kata Ketua PGRI Sulteng, Syam Zaini, Sabtu (9/10/2022).

Secara sederhana, program pemerintah pada sektor pendidikan sebagai pola pembiasan mengajarkan hal positif, sehingga peserta didik dapat membedakan hal yang bertentangan dan yang sesuai dengan nilai serta norma-norma sosial.

“Sebagai organisasi profesi guru, kami mendukung upaya perbaikan pendidikan di negeri ini. Kurikulum merdeka belajar menjadi solusi dalam penerapan metode pembelajaran di sekolah, meskipun saat ini implementasinya belum semua sekolah melaksanakannya karena masih menjadi pilihan,” terangnya.

Ia menyebutkan saat ini di Sulteng, ada sekitar tujuh sekolah menengah atas negeri (SMAN) telah mengujicobakan kurikulum tersebut sebagai pelaksana sekolah penggerak. Target Kemendikbudristek mengharapkan pelaksanaan kurikulum merdeka belajar secara efektif berjalan tahun 2023, sehingga sekolah percontohan sebagai penggerak di daerah secara optimal mengimplementasikan metode pembelajaran sesuai pola yang telah diatur.

“Program ini tidak bisa hanya dukungan Kemendikbudristek semata, tetapi juga dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, organisasi dan lembaga pemerhati pendidikan, pemangku kepentingan serta masyarakat secara umum,”tambahnya.

Menurutnya pendidikan berkarakter merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara tenaga pendidik dan peserta didik. Pada kegiatan pembelajaran, guru harus memberikan contoh yang baik dalam bersikap pada kegiatan belajar mengajar di ruang kelas maupun saat berinteraksi dengan murid di luar jam belajar.

“Mengajar dan menanamkan kebaikan kepada peserta didik butuh proses hingga mereka memiliki kecerdasan secara intelektual, emosional dan spiritual sebagai bekal ketika mereka tumbuh dewasa menghadapi tantangan dunia luar,”tutupnya.UTM

Pos terkait