Poltekkes Palu Bentuk Desa Sadar Jantung di Ueralulu

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu memberi alat bantu pemeriksaan kesehatan kepada para kader Desa Sadar Penyakit Jantung di Desa Ueralulu. FOTO: RUSLI/MS

POSO, MERCUSUAR – Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, tidak terkecuali di wilayah pedesaan dengan akses terhadap informasi dan layanan kesehatan yang masih sangat terbatas.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, tim dosen dari Program Studi D-III Keperawatan Poso Poltekkes Kemenkes Palu, melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Ueralulu Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso pada 12—13 Juni 2025.

Kegiatan bertema “Pembentukan Desa Sadar Penyakit Jantung Sejak Dini” itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit jantung sejak dini, melalui pendekatan promotif dan preventif.

Tim pengabdi terdiri dari Nirva Rantesigi, S.Kep.Ns sebagai ketua, Dewi Nurviana Suharto, Ns.,M.Kep.Sp.Kep.MB, Rosamey Elleke Langitan, S.Kep,M.Kep dan Fransisca Noya, SST, M.Keb sebagai anggota.

“Ada empat rangkaian kegiatan utama yang kami lakukan dalam pembentukan Desa Sadar Penyakit jantung di Ueralulu. Yakni mengedukasi warga tentang kesehatan jantung, melakukan screening faktor resiko jantung, pemeriksaan kesehatan gratis, dan mengadakan pelatihan bagi kader Desa Sadar Jantung,” jelas Ketua Tim, Nirva Rantesigi, S.Kep.Ns kepada wartawan, Kamis (10/7/2025).

Dalam upaya edukasi, tutur Nirva, dilakukan melalui penyuluhan kepada masyarakat umum mengenai faktor risiko, gejala awal dan pencegahan penyakit jantung. Materi edukasi disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan diselingi sesi tanya jawab interaktif.

“Antusiasme warga sangat tinggi, terlihat dari keaktifan peserta dalam berdiskusi dan menyampaikan pengalaman pribadi terkait penyakit jantung di lingkungan keluarga,” ujarnya.

Sementara untuk Screening Faktor Risiko Jantung, tim melakukan pemeriksaan awal terhadap faktor risiko, seperti riwayat hipertensi, diabetes melitus, kebiasaan merokok, dan indeks massa tubuh (IMT).

“Untuk peserta yang berisiko tinggi diberikan konseling dan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke fasilitas kesehatan terdekat,” tambahnya.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Ueralulu dapat menjadi contoh desa yang aktif dalam pencegahan penyakit tidak menular, khususnya penyakit jantung, serta mampu menjalankan deteksi dini secara mandiri dengan dukungan kader desa,” ujar Nirva.

Di samping itu, tim juga melakukan pemeriksaan kesehatan gratis kepada sedikitnya 70 warga Desa Ueralulu, dengan memeriksa tekanan darah, gula darah sewaktu (GDS), kadar kolesterol dan asam urat.

“Hasil pemeriksaan ini digunakan sebagai dasar untuk penilaian risiko penyakit jantung secara individual,” sambung Rosamey Elleke Langitan, salah seorang anggota tim pengabdi.

Selain itu, dilakukan pembentukan kader Desa Sadar jantung. Sebanyak enam orang warga yang dilatih, untuk menjadi penggerak edukasi dan pendamping masyarakat dalam menjaga kesehatan jantung.

“Para kader diberikan pelatihan untuk mengukur tekanan darah dan screening agar kegiatan ini dapat berlanjut secara mandiri di tingkat desa,” timpal Fransisca Noya.

Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari warga setempat. Warda, salah seorang warga Desa Ueralulu mengaku senang bisa mengetahui tekanan darah dan kolesterolnya, yang selama ini tidak pernah diperiksa.

“Dengan mengetahui hasil pemeriksaan, saya jadi harus lebih berhati-hati dalam menjaga pola makanan. Terima kasih ibu-ibu dosen sudah datang dan bantu kami,” ujar Warda. ULY

Pos terkait