BALAROA, MERCUSUAR – SDN Balaroa merupakan salah satu dari sekolah di Kota Palu yang hingga kini masih menempati bangunan Hunian Sementara (Huntara) untuk melakukan proses pembelajaran tatap muka, pascabencana alam gempa, likuefaksi dan tsunami 28 September 2018 lalu.
Bangunan fisik Huntara SDN Balaroa sendiri terbilang sangat unik karena terlihat tidak ada pembatas atau tidak adanya pagar sekolah yang membatasi antara gedung sekolah dengan jalan maupun permukiman warga. Sehingga, perlu kecakapan serius dari seluruh guru-guru untuk mengantisipasi murid untuk tidak keluar dari zona lingkungan sekolah dan menyebrang melewati jalan atau perumahan warga.
“Pada bangunan gedung sekolah yang digunakan Huntara hanya memiliki 7 unit Rombongan Belajar (Rombel). Di setiap ruangan kelas sendiri tidak memiliki luas yang cukup yang membuat fasilitas dan kenyamanan di dalam kelas, baik siswa maupun guru itu sendiri,” kata Kepala SDN Balaroa, Masidah, Rabu (7/12/2022).
Ia menambahkan suasana batin baik murid maupun guru yang ada telah menerima seluruh keterbatasan dari fasilitas yang dimiliki, termasuk fasilitas gedung sekolah SDN Balaroa yang masih menggunakan Huntara. Hal itu, karena bangunan sekolah yang lama telah ditelan oleh bencana alam gempa dan likuifaksi pada 28 September 2018 yang lalu.
“Pascagempa dan likuefkasi, berdampak kepada sekolah. Sekolah tenggelam, puing-puingnya hampir sudah tidak ada di dapat. Pada saat itu masing-masing menyelamatkan diri nanti setelah tiga hari pasca gempa baru kita berbuat, berbuat dengan melihat kondisi sekolah yang sudah kita tidak lihat lagi puing-puing bangunannya,” terangnya.
Pihaknya mengaku, bangunan Huntara yang ditempati SDN Balaroa ini merupakan bangunan dan lahan milik warga yang dipinjam pakaikan hingga memiliki bangunan fisik sekolah nantinya.
“Beberapa waktu lalu dari Dinas Pendidikan dan instansi terkait meninjau lokasi atau lahan untuk pembangunan gedung SDN Balaroa. Lahannya sudah ada, sesuai informasi yang saya terima, mulai pembangunan sekolah di lahan yang tersedia nanti pada awal tahun 2023,” sebutnya.
Pihaknya hanya berharap semoga SDN Balaroa memiliki bangunan sendiri, sehingga harapannya proses pendidikan bisa berjalan dengan maksimal.UTM