TALISE, MERCUSUAR – SDN Inpres 2 Talise saat ini juga telah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas. Tetapi PTM di sekolah tersebut sangat memprihatinkan, karena seluruh murid masih mengikuti pembelajaran di kelas darurat.
Proses pembelajaran tersebut sudah berlangsung kurang lebih tiga tahun lamanya para murid masih menggunakan kelas darurat, yang membuat aktifitas pembelajaran di sekolah tersebut sangat tidak nyaman dan dianggap tidak layak.
Kepala SDN Inpres 2 Talise, Rosdiana, mengatakan, saat ini pihaknya masih menggunakan kelas darurat untuk proses PTM di sekolah.
“Rasa panas dan hujan membuat para murid kami kurang nyaman menerima materi pembelajaran. Apabila masuk di waktu siang mereka sudah mengeluh kepanasan. Begitupun ketika hujan, biasanya kelas kami terendam banjir, ini tentunya sangat memprihatinkan,”katanya, Selasa (2/11/2021).
Akibat sarana prasarana kurang layak, beberapa murid di sekolah itu mulai berkurag, yang sebelumnya jumlahnya mencapai 300 lebih, sekarang tertinggal 100an murid. Kondisi tersebut dinilai salah satu alasan orang tua memindahkan muridnya, dan juga minat pendaftar berkurang, karena melihat kondisi kelas.
“Apalagi di masa pandemi saat ini PTM terbatas telah dilaksanakan. Beberapa siswa Alhamdulillah telah menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Para murid juga begitu senang menerima pembelajaran, karena sudah lama sekali tidak merasakan belajar di sekolah, meskipun mereka belajar di kelas darurat,” ujarnya.
Pihaknya mengatakan, semangat murid untuk belajar mulai tumbuh kembali di PTMT ini, sebab selama mereka belajar dari rumah kurang maksimal. Bahkan ketika murid ikut tatap muka ditemukan ada yang belum tahu membaca.
“Jadi panas teriknya matahari telah terbiasa oleh guru dan murid kami di SDN Inpres 2 Talise, sebab kami dituntut untuk mengajar siswa secara maksimal,” terangnya.
Bantuan untuk gedung SDN Inpres 2 Talise menurut dari pemerintah masih dibangun di dekat SMKN 5 Palu, atau daerah gunung dekat STQ atau Huntap, namun pihaknya melihat akses jalan ke sekolah yang akan dibangun itu masih kurang layak.
“Jika memang sekolah kami di Jalan Yos Surdarso masuk zona merah, kenapa SMKN 7 Palu kembali dibangun, ini yang kami pertanyakan. Olehnya itu kami berharap pemerintah memperhatikan sekolah kami, karena ini generasi penerus bangsa, bagaimana mereka belajar dengan nyaman dan tenang jika saat ini mereka masih belajar di kelas darurat,” jelasnya.
Hingga saat ini SDN Inpres 2 Talise yang dibangun di atas gunung itu belum selesai, siswa pun mau tak mau masih belajar di kelas darurat.
“Para guru kami cukup sabar mengajar murid di kelas darurat ini, sebab kalau hujan kelas kami tergenang. Kami berharap pemerintah melirik sekolah kami agar segera dibangun kembali. Jika pun pindah di lokasi lain, akses jalanya harus diperbaiki sebab itu lokasi baru berada di atas gunung,”ungkapnya.UTM