SDN Inpres Balaroa Terapkan Ujian Berbasis Komputer 

BALAROA, MERCUSUAR – SDN Inpres Perumnas Balaroa merupakan salah satu sekolah yang hingga kini masih menggunakan Hunian Sementara (Huntara). Walaupun menggunakan Huntara tetapi sekolah tetap bisa memaksimalkan ujian berbasis komputer dan android. 

Keterbatasan tersebut tidak membuat sekolah itu terpuruk tetapi sekolah bisa memaksimalkan seluruh fasilitas yang ada walupun masih di Huntara, sebab sekolah juga mengetahui bahwa pemerintah sudah menjanjikan akan membangun sekolah tersebut pada 2023 mendatang. 

Salah satu contoh perkembangan pendidikan yang mereka bangun yaitu bisa melahirkan dan menghasilkan sebagai salah satu Sekolah Penggerak pada tahun 2022 dari ratusan sekolah dasar (SD) yang ada di Kota Palu. Bahkan telah melahirkan berbagai penghargaan dan juara dalam mengikuti berbagai iven lomba di Kota Palu.

“Terkait dengan kondisi serba terbatas dalam bentuk fasilitas namun kami memiliki tekad yang kuat untuk bisa tampil sebagai sekolah yang setara dengan sekolah yang memiliki segudang fasilitas penunjang didalamnya,” kata Kepsek SD Inpres Perumnas Balaroa, Sitti Utari Muh. Tahir, S.Pd, Kamis (8/12/2022).

Dia menguraikan, dengan komitmen yang telah ditanamkan kepada seluruh siswa, guru, bahkan orang tua murid yang tergabung dalam Polibu, sebagaimana pondasi pikiran yang ditanamkan hingga kini yakni “Ada, Tidak Ada, Apa Adanya (Syukur, Ikhlas dan Tawakkal)”, setelah mengalami bencana alam yang dahsyat pada 28 September 2018 silam, untuk tidak terlena oleh kepasrahan namun tetap kuat dan terus berkarya sehingga dapat melahirkan SD Inpres Perumnas Balaroa bisa menerima berbagai prestasi dan dinobatkan pada tahun 2022, tahun ini sebagai sekolah penggerak serta guru penggerak.

“Sekolah ini merupakan salah satu sekolah dasar yang terdampak selain bangunan yang hancur juga memiliki korban jiwa dari siswa yang meninggal ketika itu paling banyak, atau sekitar 53 orang murid SD Inpres Perumnas Balaroa yang meninggal dunia 28 September 2018,”terangnya.

Berada dibangunan Huntara hingga kini pun tidak menjadi masalah, karena dengan kondisi saat itu belum memiliki lahan yang pasti untuk dibangunkan sekolah, tentunya hal ini tidak menyurutkan untuk tidak berbuat dan berkarya demi sekolah, siswa, guru, orang tua siswa dan masyarakat.

Menurutnya, sejak diamanahi menjadi Kepsek pada 11 November 2017 lalu, dia dibantu guru dan orang tua siswa, telah mengubah keberadaan sekolah menjadi aman, tenang, nyaman, bersih, serta enak dipandang mata, meski fasilitas bangunan terbatas. UTM

Pos terkait