Sekolah Terdampak Bencana Masih Dalam Proses Pengerjaan

608188_11042327032019_Ilustrasi_gedung_sekolah

BESUSU TENGAH, MERCUSUAR – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah, Irwan Lahace mengatakan, untuk penanganan SMA/SMK dan SLB yang terdampak bencana gempa di Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong (Padagimo) telah ditangani semua oleh pemerintah muapun NGO.

“Namun penanganannya belum mencapai 100 persen, utamanya seperti SMA Negeri 1 Sirenja dan Banawa masih ada beberapa kelas belum diperbaiki, karena tidak semua NGO menyempurnakan sekolah itu agar di perbaiki secara keseluruhan, artinya perbaikan itu dilakukan untuk kelas yang rusak parah dulu, sebab kemampuan bantuan ini terbatas,” ujar Rabu (30/10/2019).

Untuk penanganan SMA/SMK dan SLB tidak ada lagi masalah, bahkan dalam waktu dekat ini SMK Negeri 1 Sigi akan dibantu pembangunannya oleh salah satu NGO, serta beberapa sekolah lainya yang terdampak.

“Untuk jumlah sekolah yang rusak berat sesuai data assessment dari Kementerian PUPR di Padagimo itu sebanyak 103, sementara rusak ringan 787, dan rusak sedang 132,” jelasnya.

Ia menambahkan untuk pembangunan sekolah sesuai aturan baru yang menangani sekarang ini adalah PUPR, Disdikbud Sulteng itu saat ini hanya mendapatkan barang yang sudah jadi dari PUPR.

“Olehnya itu data recovery penanganan pembangunan sekolah baru kita telah serahkan ke PUPR, bahkan kemarin dari PUPR informasikan bahwa mereka saat ini sementara melakukan civitasi untuk sekolah-sekolah yang akan dibangun kembali,” ujarnya.

Kemudian, untuk sekolah yang masuk dalam zona likuefaksi itu tetap akan dibangunkan sekolah, seperti di SMKN 1 Sigi karena tidak ada lokasi maka tetap sekolahnya dibangun kembali di lokasi likuefaksi.

“Kita persoalan untuk merelokasi sekolah itu masih menjadi masalah, sebab lokasi ini cukup sulit di cari,” ungkapnya.

Meskipun SMKN 1 Sigi dibangun diwilayah zona merah, namun konstruksi bangunanya akan dibuat betul-betul ramah dengan gempa, artinya tahan terhadap goncangan gempa.

“Untuk anggaran pembangunan seluruh sekolah di Sulteng tahun 2020, baik itu untuk sekolah terdampak akibat bencana, maupun pembangunan sekolah lainya, kami mengusulkan anggaran itu sekitar Rp200 miliar, namun ini masuk dalam rananya PUPR,” katanya. UTM

Pos terkait