BESUSU TENGAH, MERCUSUAR – SMPN 1 Palu memaksimalkan pengawasan Protokol Kesehatan (prokes) selama pelaksanaan ujian semester, sebab ujian tersebut dilaksanakan ujian secara tatap muka dan daring.
Pelaksanaan ujian di sekolah itu akan disiasati dengan melaksanakan berbagai cara yaitu khusus untuk siswa kelas IX, mengikuti ujian secara tatap muka, sementar kelas VII dan VIII ujian secara daring dari rumah masing-masing.
“Kami dari pihak sekolah juga telah menyiapkan fasilitas komputer bagi siswa yang memang tidak memiliki android maupun komputer atau laptop. Namun menurut informasi rata-rata memiliki fasilitas tersebut, sehingga siswa kelas IX yang tatap muka di sekolah mengunakan fasilitas sekolah itu,”kata Kepala SMPN 1 Palu, Farida Batjo, Rabu (8/12/2021).
Pelaksanaan ujian semester ganjil berjalan lancar, sebab sudah jauh hari diinformasikan kepada orang tua agar menyiapkan segala keperluan siswa, misalnya pengunaan masker dan lainnya, sebab protokol kesehatan (prokes) sangat diperketat.
“Terkait kendala tentunya ada, mengenai persoalan waktu mulainya ujian, ternyata masih banyak siswa terlambat, mereka berpikir bahwa mulainya pukul 09.00 wita, padahal ujiannya dilaksanakan pukul 08.00 wita, tetapi kami tadi memberikan toleransi. Olehnya itu kami berharap orang tua agar fokus memperhatikan waktu siswa ikuti ujian,”terangnya.
Selain itu, jumlah siswa yang ikut ujian semester ganjil secara tatap muka tetap dibatasi. Dalam satu ruangan kelas jumlahnya dibagi dua, karena tidak bisa full berdempetan, sebab prokes sangat diperketat.
“Yang jelas para siswa harus dengan masker, kemudian sebelum masuk tetap cuci tangan, serta tidak lupa sebelum kerjakan soal berdoa karena itu penting, sehingga ujiannya berjalan lancar,”jelasnya.
Pihaknya mengaku, sangat bersyukur karena hampir seluruh siswa kelas IX ikut ujian semester ganjil secara tatap muka, dan semuanya juga dalam keadaan sehat.
“Ujian semester ganjil ini dilaksanakan selama satu minggu. Bagi siswa yang ujian secara daring tentunya tetap mengunakan Learning Managemen System (LMS). Jadi masing-masing siswa login menggunakan akunya,”ungkapnya.UTM
sangat penting bagi sekolah untuk bisa memberikan sosialiasi maupun pencegahan kepada para siswa untuk tidak melaksanakan bullying di sekolah.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mendeklarasikan dan mengkampanyekan program Anti Bullying atau perundungan di sekolah. Sebab kita tahu saat ini secara nasional kasus perundungan di sekolah setiap tahunnya meningkat, sehingga diharapkan dengan adanya program ini bisa menghindarkan para siswa untuk melakukan perundungan di sekolah,”katanya, Rabu (8/12/2021).
Roots Day yang dilaksanakan di SMAN 7 Palu menampilkan pentas kreasi siswa diantaranya, tarian, nyanyian solo, dan teater yang mengkampanyekan program anti bullying (stop bullying). Mereka juga membuat berbagai spanduk anti bullying di sejumlah titik di sekolah.
“Pada Kegiatan ini juga dideklarasiksan ikrar anti bullying sekaligus penandatanganan deklarasi komitmen stop bullying dan ditandatangani langsung pejabat yang hadir. Dengan adanya komitmen kami berupaya semaksimal mungkin agar bisa menerapkan program dalam mencegah bullying di sekolah,”terangnya.
Pada kegaitan tersebut dihadiri langsung Kepala Bidang Pembinaan SMA Disdikbud Sulteng, Dr Muhlis dan Kepala Cabang Dinas Disdikbud Sulteng, Susyana Musa sekaligus ikut menandatangani deklarasi komitmen Stop Bullying di sekolah. Penandatanganan deklarasi tersebut sebagai bentuk aksi dukungan kepada siswa agen perubahan yang terus mengkampanyekan anti bullying di sekolah.
“Kami juga sudah bekerja sama dengan seluruh guru agar bisa mengontrol para siswa dalam menerapkan program Anti Bullying di sekolah. Sebab guru dan siswa merupakan ujung tombak dalam mencegah aksi bullying di sekolah,”tambahnya.UTM