LOLU SELATAN, MERCUSUAR – SMAN 2 Palu telah memberangkatkan salah seorang siswinya bernama Priscilla Sudiyantoro untuk mengikuti program Pertukaran Pelajar Internasional di Amerika Serikat (USA), yang berangkat dari Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Rabu (22/9/2021).
Priscilla Sudiyantoro merupakan siswa SMAN 2 Palu kelas XI IPA, lahir di Yogyakarta pada 3 Januari 2004 memiliki orang tua bernama Susanty Sondak. Sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah yang rutin mengirimkan siswanya untuk mengikuti pertukaran pelajar Internasional selama setahun penuh. Siswa yang lolos tentunya akan mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah USA untuk mengikuti pendidikan di negara tersebut.
Kepala SMAN 2 Palu, Eddy Siswanto mengatakan, dirinya sangat bangga karena bisa mengantarkan salah seorang siswa yang berhasil lolos pada Program Pertukaran Pelajar Internasional, semoga siswa tersebut bisa membawa nama baik sekolah maupun negara di USA.
“Kami memberikan banyak apresiasi dan dukungan kepada siswa ini, karena nantinya siswa tersebut akan mengikuti pendidikan di Negara Amerika selama setahun, makanya kami sebagai pihak sekolah memberikan banyak dukungan materi maupun moral kepada siswa, sehingga ketika disana bisa mengikuti pembelajaran secara maksimal,”katanya, Rabu (22/9/2021).
Sebelumnya Siswa tersebut berhasil terpilih menjadi Salah Satu Siswa Pertukaran Pelajar Internasional melalui Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study Program (KL-YES) dengan melewati berbagai macam proses seleksi. Mulai dari seleksi berkas, seleksi daerah, seleksi nasional, dan seleksi internasional. Selanjutnya setelah terpilih pada Program KL-YES, Priscilla mengikuti dulu masa orientasi sebelum pemberangkatan ke luar negeri pada Juli 2020.
“Sesuai dengan laporan saat ini siswa tersebut sudah berada di Qatar untuk transi yang nantinya akan dilanjutkan menuju USA. Disana siswa ini seluruhnya akan ditanggung oleh pemerintah USA baik dalam hal tempat tinggal maupun uang jajannya. Jadi siswa hanya diminta fokus untuk belajar ditempat yang telah ditentukan oleh pemerintah USA,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa materi yang banyak dibawakan di USA merupakan meteri budaya lokal yang ada di daerah masing-masing. Makanya saat ini siswa tersebut masih terus menyiapkan diri agar bisa memaksimalkan potensi selama mengikuti pendidikan di USA.
Pihaknya mengatakan prestasi ini sangat susah didapatkan siswa, makanya harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Sebab banyak orang yang ingin lolos pada program tersebut tetapi tidak mampu lolos seleksi, sehingga pihaknya meminta agar bisa memaksimalkan pendidikan yang ada selama di USA, sebab itu merupakan pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan oleh siswa karena bisa mengikuti pembelajaran di negara maju di dunia. UTM