BIROBULI SELATAN, MERCUSUAR – SMAN 3 Palu terus melaksanakan berbagai inovasi untuk bisa menjawab tantangan sekolah gratis yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Berbagai inovasi yang telah mereka buat tentunya untuk memberikan penghasilan kepada sekolah setiap bulannya.
Sekolah tersebut telah meresmikan berbagai wirausaha untuk sekolah, mulai dari menyiapkan Kantin Sehat sebanyak 10 petak dan Koperasi Sekolah yang didalamnya terdapat tempat fotokopi dan penjualan berbagai alat tulis. Tak hanya itu, sekolah juga meresmikan motor sampah, dan Dinding Panjat Tebing sebagai bentuk dukungan sekolah untuk melahirkan para atlet panjat tebing Sulteng.
“Sebelum adanya aturan pendidikan grastis untuk tingkat SMA kami sudah mulai memikirkan untuk bisa membuat berbagai wirausaha di sekolah, makanya sebelum penetapan pendidikan gratis kami mulai membangun berbagai tempat usaha untuk sekolah. Mulai dari Kantin Sehat hingga tempat fotokopi dan pejualan alat tulis menulis,”kata Kepala SMAN 3 Palu, Idris Ade, Jumat (18/2/2022).
Menurutnya inovasi yang mereka buat tentunya untuk bisa memberikan bantuan kepada sekolah karena keterbatasan dana yang diterima dari pemerintah. Contohnya saja Kantin sehat yang disewakan setiap bulannya yang bisa memberikan masukan kepada sekolah setiap bulan.
“Makanya dengan seluruh usaha yang telah kami buat bisa memberikan sedikit kelonggaran kepada sekolah. Terus terang kami sebagai orang diatur oleh pemerintah tidak boleh mengeluh dengan aturan pemerintah, makanya untuk menyiasati hal tersebut kita harus bisa memikirkan berbagai usaha yang bisa dikembangkan oleh sekolah asalkan tidak membebankan para siswa,” terangnya.
Untuk pemasukan kantin terbilang besar, karena kantin tersebut disewakan kepada masyarakat yang mau membuka usaha di sekolah. Apalagi sekolah juga sudah membuat kantin sesuai dengan standar dari pemerintah.
“Hanya saja seluruh usaha kantin saat ini masih dilarang untuk dibuka di sekolah karena masih dalam masa Pandemi Covid-19. Tetapi ketika aturan sudah memperbolehkan maka sekolah akan bisa mendapatkan dana setiap bulan dari Kantin dan usaha fotokopi,” jelasnya.
Pihaknya menjelaskan untuk usaha fotokopi dan pejualan alat tulis, karena melihat bahwa kebutuhan siswa untuk belanja alat tulis dan fotokopi cukup besar. Daripada siswa belanja diluar sekolah lebih baik di sekolah, makanya sekolah harus menyiapkan usahanya agar siswa tidak lagi keluar sekolah untuk kebutuhan tersebut. UTM