TAWAELI, MERCUSUAR – SMAN 7 Palu merupakan salah satu sekolah SMA di Sulteng yang lolos terpilih Program Sekolah Penggerak (PSP). Dengan terpilihnya SMAN 7 Palu menjadi sekolah penggerak, maka sekolah melaksanakan In Hause Training (IHT) atau pelatihan implementasi pembelajaran kepada para guru.
PSP merupakan program yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk Merdeka Belajar, makanya realisasi dari Merdeka Belajar dengan melungeluarkan PSP, untuk diharapkan agar satu atau dua tahap lebih maju dari sekolah lainnya. Kemajuan tersebut dari segi mutu pembelajaran, dimana seluruh kurikulum tidak lagi semua mengikuti dari pusat tetapi sekolah diberikan ruang untuk modifikasi atau kreatifitas sesuai dengan kondisi sekolah.
Kepala SMAN 7 Palu, Anas Syakir mengatakan, pihaknya sangat bersyukur karena SMAN 7 Palu bisa lolos menjadi sekolah penggerak di Kota Palu. Untuk bisa mendapatkan sekolah penggerak seluruh sekolah dilakukan seleksi secara bertahap. Mulai dari seleksi berkas pendidikan, kemudian tes tertulis, kemudian tes wawancara dan tes simulasi pembelajaran.
“Jika seluruh tes tersebut lolos barulah sekolah bisa menjadi PSP, makanya alhamdulillah dari sekian banyak sekolah di Sulteng yang mengikuti seleksi SMAN 7 Palu terpilih dari tujuh SMA di Sulteng yang lolos seleksi, sementara di Kota Palu hanya ada tiga sekolah yaitu SMAN 4, 7 dan SMA Olahraga Palu,” katanya, Senin (28/6/2021).
Dengan lolosnya SMAN 7 Palu PSP, maka sekolah melaksanakan pelatihan kepada para guru untuk pembelajaran dengan paradigma baru, sebelumnya sekolah sudah mendapatkan pelatihan dari Kemendikbud langsung kepada para wakil dari kelas X untuk masing-masing pelajaran sebanyak 10 guru termaksud kepala sekolahnya secara Dalam Jaringan (Daring) selama 10 hari.
“Saat ini seluruh guru yang telah mengikuti pelatihan tersebut kembali menjadi fasilitator untuk melatih para guru lainnya. Pelatihan tersebut akan kami laksanakan selama delapan hari kedepan, kepada seluruh guru yang belum mengikuti pelatihan dari pusat. Pelatihan akan dilaksanakan secara kombinasi yaitu daring dan luring,” terangnya.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulteng. Diharapkan dengan adanya pelatihan itu seluruh guru bisa memahami tentang paradikma pembelajaran yang baru dengan Merdeka Belajar. Intinya seluruh guru harus bisa memahami pendidikan yang memerdekakan.
“Nantinya pemerintah pusat akan mengarahkan guru untuk capaian pembelajaran, jadi guru diberikan kebebasan untuk memberikan materi pembelajaran. Jadi siswa tidak lagi dituntut untuk menguasai seluruh materi pembelajaran, jadi guru harus bisa melihat bakat para siswa jadi untuk pelajaran hanya dasarnya saja tetapi lebih fokus untuk pengembangan bakat para siswa,” tambahnya.
Melalui PSP itu pemerintah pusat tidak boleh lagi banyak mengatur proses pembelajaran di sekolah, tetapi lebih mengutamakan pengembangan bakat para siswa di sekolah. Perubahan mencolok pada PSP itu yaitu jumlah jam pelajaran yang akan dikurangi dan tidak ada lagi penjurusan siswa di kelas X seperti K13 mulai dari kelas X siswa sudah harus memilih jurusan mana yang mereka akan masuki mulai dari jurusan IPA, IPS dan Bahasa.
“Rencananya penerapan sekolah pengerak akan mereka laksanakan pada awal tahun ajaran baru mendatang. Sebab seluruh persiapan dan pelatihan sudah mereka laksanakan untuk persiapan penerapan program tersebut,”tutupnya.UTM