PALU, MERCUSUAR – SMPN 14 Palu melaksanakan peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1940, yang diikuti oleh seluruh siswa dan guru yang beragama Hindu, Jumat (6/4/2018). Peringatan keagamaan ini juga salah satu bentuk toleransi antar umat beragama yang ada di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palu, Ansyar Sutiadi mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan keagamaan seperti ini.
“Kita ingin dorong nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, seperti nilai kekeluargaan, nilai toleransi, serta nilai gotong royong dalam kehidupan masyarakat. Maka kita patut bersyukur, kegiatan ini adalah hasil gotong royong para peserta didik dan ini membuat saya sangat berbangga,” katanya.
Karena kegiatan ini pertama kali dilaksanakan, maka Ansyar meminta, tahun depan wajib dilaksanakan perayaan hari-hari besar keagamaan seperti ini.
“Tinggal digilir saja pelaksananya di SMP se Kota Palu, misalnya tahun depan di SMPN 1 Palu, serta SMP Al Azhar, kemudian dilanjutkan di sekolah lain, jangan hanya di SMPN 14 Palu terus kegiatan seperti ini,” katanya.
“Kami saat ini mendorong budaya dalam lingkup generasi, kekeluargaan dan gotong royong. Olehnya itu, bukan hanya agama Hindu saja menyelenggarakan kegiatan ini, namun agama lain juga. Maka pada waktu itu, saat perayaan Natal, saya sudah sampaikan kepada yang beragama Kristen, agar membuat perayaan Natal dengan melibatkan peserta didik,” ujarnya.
Ansyar mengatakan, pada kegiatan yang melibatkan siswa, Dinas Pendidikan akan mendukung. Olehnya itu, tahun depan perayaan Hari Raya Nyepi, wajib dilaksanakan di sekolah-sekolah.
“Kegiatan seperti ini adalah implementasi dari visi misi pemerintah Kota Palu, karena di sini ada penanaman nilai-nilai budaya bangsa. Ini juga adalah bagian dari pendidikan karakter,” katanya.
Kata Ansyar, Pemerintah Kota Palu menginginkan semua masyarakat memiliki Iman dan Taqwa, berdasarkan agamanya masing-masing, secara berkualitas.
“Jika di dalam Agama Islam bukan hanya semata menggugurkan kewajiban, tetapi ada nilai di dalamnya serta tata cara syariat yang harus kita laksanakan dengan baik. Sehingga, ketika kita menghadap kepada Allah Swt, harus betul-betul kita fokus dengan kualitas,” ujarnya.
Ansyar mengatakan nilai-nilai agama harus ditanamkan secara berkualitas, semua agama mengajarkan kebaikan dan perdamaian. Olehnya agama dan budaya yang menjaga persatuan NKRI.
“Maka mulai dari 2017, Pemerintah Kota Palu mendorong tambahan jam pembelajaran agama, untuk semua agama yang ada di Indonesia, seperti Islam, Nasrani, Hindu, Budha. Tujuannya menambah jam pelajaran agama, karena kami sadar jam pelajaran agama yang ada di sekolah formal di semua jenjang SD/SMP itu dua jam perminggu, maka Pemkot Palu menambahnya,” jelasnya.
Selain itu kata Ansyar, di jenjang SD pengenalan kepada para peserta didik, minimal bisa baca tulis Alqur’an. Namun di SMP nantinya peserta didik akan dibina kembali dalam program bakat dan prestasi.
Sementara Kepala SMPN 14 Palu, Harlina mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah pendidikan karakter Iman dan Taqwa, karena di dalamnya saling menghargai antara sesama umat beragama, dangan melakukan kegotong royongan.
“Kerbersamaan para siswa sangatlah terbukti, ketika mendesain tempat kegiatan mereka dengan agama lainnya saling bergotong royong, pendidikan karakter sudah nampak terlihat di wajah para siswa, meskipun beragam agama tetapi tetap satu,” katanya. UTM