TEP UI Edukasi Bahaya Perundungan di SMP BP DDI Morowali

Mahasiswa UI hadir di SMP BP DDI Bungku Barat, untuk memberikan edukasi tentang pencegahan perundungan dan kekerasan seksual di sekolah, Minggu (5/10/2025). FOTO: KIRIMAN UI

MOROWALI, MERCUSUAR – Suasana di Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Kabera, Desa Bahoea Reko Reko Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, tampak berbeda pada Minggu (5/10/2025). Lima orang berjaket kuning dari Universitas Indonesia (UI) hadir di SMP BP DDI, untuk memberikan edukasi tentang pencegahan perundungan dan kekerasan seksual di sekolah.

Kelima sosok tersebut terdiri dari dosen, alumni, dan mahasiswa UI yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Patriot (TEP), program kerja sama antara Kementerian Transmigrasi RI dan UI. Tim ini melaksanakan pengabdian masyarakat, riset, dan inovasi sosial di kawasan transmigrasi Bungku, Morowali, selama Agustus—Desember 2025.

Kegiatan edukasi di SMP BP DDI dipimpin oleh Prof. Heru Susetyo, Ph.D., guru besar Fakultas Hukum UI. Sekitar 30 siswa-siswi dari SMP BP DDI dan MI DDI, bersama guru dan tenaga kependidikan, mengikuti kegiatan yang berlangsung interaktif.

Kepala SMP BP DDI, Anwar menyebut tema tersebut sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran siswa.

“Alhamdulillah, tidak pernah ada kasus serius di sekolah kami, tetapi materi seperti ini penting untuk pencegahan,” ujarnya.

Dalam sesi pertama, Feymi Angelina, S.H. menjelaskan bahwa perundungan sering terjadi antarsiswa, sedangkan kekerasan seksual bisa melibatkan siswa, guru, atau tenaga kependidikan. Ia menambahkan, banyak kasus di Indonesia tidak dilaporkan ke aparat atau tidak terekspos ke publik.

Sementara itu, Rania Putri Herdina, mahasiswi Fakultas Hukum UI menegaskan bahwa kekerasan seksual tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga bisa berupa kekerasan psikis, verbal, mental, maupun melalui media daring.

Kegiatan yang dipandu oleh Zakiyah Rasuna Nadia (FHUI) dan Arjuna Oktavian Syabil (FMIPA UI–Geografi) berlangsung lebih dari dua jam karena antusiasme peserta. Para siswa aktif bertanya dan menuliskan kesan mereka di sticky notes yang ditempel di papan tulis kelas.

Di akhir kegiatan, tim UI menempelkan poster edukatif bertema anti perundungan dan kekerasan seksual di lingkungan sekolah. Ketua Yayasan DDI, Mistan Shaleh mengapresiasi kegiatan tersebut.

“Acara seperti ini sangat penting. Saya bahkan mewajibkan siswa membuat resume dari materi yang disampaikan mahasiswa UI. Ini pertama kalinya sekolah kami dikunjungi langsung oleh mahasiswa berjaket kuning dari Jakarta,” kata Mistan. */TIN

Pos terkait