POBOYA, MERCUSUAR – Salah satu NGO Turki mengucurkan bantuan untuk pembangunan SD Negeri Poboya yang terdampak gempa 28 September 2018 lalu. Tak tanggung-tanggung, bantuan yang diberikan mencapai Rp7 miliar. Bantuan tersebut untuk membangun kembali gedung SD Poboya di lokasi yang sama.
Menurut Kepala SD Negeri Poboya, Dadang Rahman Sidiq, dari bantuan NGO Turki bisa dibangun kembali gedung sekolah berlantai dua yang megah. Ruangan yang dibangun sebanyak 12 rombel ditambah dengan ruangan kepsek, guru, perpustakaan, musala, dan lainnya.
“Pokoknya komplit, kami dari SDN Poboya hanya tahu beres, makanya kami sangat berterimakasih kepada pihak NGO asal Turki yang telah memberikan bantuan kepada kami untuk membangun kembali sekolah,”katanya, Senin (25/1/2021).
NGO Turki juga melengkapi bangunan sekolah dengan fasilitas olahraga seperti lapangan futsal, taman, dan lainnya, sehingga sekolah itu tidak lagi direhabilitasi tetapi dibangun kembali dari awal. Sekolah itu mendapat bantuan, saat NGO Turki melakukan aksi peduli sosial kepada dunia pendidikan di Kota Palu yang terdampak bencana 28 September 2021.
Perwakilan NGO Turki bersama PMI mengunjungi sejumlah sekolah di Palu, Donggala, dan Sigi untuk menyeleksi secara langsung sekolah yang terdampak untuk diberikan bantuan.
“Jadi bantuan yang diberikan oleh Turki betul-betul murni dari mereka, sebab mereka melakukan penyeleksian secara langsung tanpa ada ada campur tangan dari pihak lain. Karena mereka yang menentukan langsung layak atau tidak dibantu. Alhamdulillah dari sekitar puluhan sekolah dikunjungi untuk dibantu, SDN Poboya salah satu sekolah yang mendapatkan bantuan dari Turki,” terangnya.
Kepada perwakilan NGO Turki, Dadang memaparkan visi misi sekolah yang dipimpin dan prestasi yang diperoleh selama dua tahun menjabat. “Dari obrolan dan kunjangan mereka melihat SDN Poboya, pihak dari Turki menawarkan agar sekolah kami dibangun kembali dengan catatan membatalkan bantuan yang diberikan dari Kemendikbud RI, sebab sekolah kami sebenarnya diberikan bantuan dari Kemendikbud sebesar Rp1 miliar lebih, akan tetapi bantuan itu dalam bentuk rehab gedung saja,” tambahnya.
Setelah dirinya berfikir bantuan dari Kemendikbud sedikit rumit dikawalnya, karena pihaknya banyak kegiatan diluar (kegiatan peningkatan kompetensi/kuliah), sehingga dirinya memutuskan memilih bantuan dari Turki dan pihak sekolah tinggal menerima kunci.
“Namun saya menunggu begitu lama bantuan Turki ini, karena turunnya anggaran dari negara Turki ke Indonesia begitu rumit, harus melalui birokrasi yang begitu panjang. Alhamdulillah setelah menunggu akhirnya bantuan Turki itu turun dan langsung di kerjakan dengan dibangun baru,” ucapnya.
Dadang menambahkan saat ini progres pembangunan SDN Poboya sudah mencapai 87 persen, ditargetkan pembangunan akan terus berjalan hingga batas waktu yang telah ditentukan. “Alhamdulillah, respon masyarakat sangat bagus dan mengapresiasi kami, warga setempat bukan hanya mendukung tetapi sangat mengapresiasi, karena masyarakat sempat membantu kami memindahkan barang penting sekolah untuk diamankan,”jelasnya. UTM