TALISE, MERCUSUAR – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, kembali ketambahan tenaga dosen yang bergelar doktor (S3) setelah Ir. Syaiful Bachri, M.Si berhasil menyelesaikan studi S3nya di Program Studi Doktoral Ilmu Pertanian Universitas Tadulako, Senin (29/7/2024) dengan perolehan IPK 4,0.
Syaiful Bachri kini melengkapi namanya dengan ketambahan gelar Dr di depan yakni Dr. Ir. Syaiful Bachri, M.Si. Saat ini Syaiful Bachri diamanahi jabatan sebagai Dekan Fakultas Pertanian Unismuh Palu.
Syaiful Bachri kini menempati urutan ke 56 yang berhasil meraih gelar doktor dari 186 dosen yayasan yang ada di Unismuh Palu, sekaligus menempati urutan ke 3 sebagai dosen bergelar doktor di Fakultas Pertanian Unismuh Palu.
Syaiful Bachri mengambil judul Disertasi “PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN AGRIBISNIS PADI SAWAH PADA BERBAGAI ETNIS DI KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI”.
Penelitiannya memfokuskan diri pada Padi Sawah dengan membandingkan hasil produksi petani pendatang dengan petani lokal, serta pendapatan keduanya.
Dari penelitian yang dilakukan itu, ia menarik kesimpulan jika produksi hasil petani pendatang lebih tinggi 3,8 persen dibanding dengan petani lokal, hal itu disebabkan karena etos kerja petani pendatang lebih baik dari pada etos kerja petani lokal, karena petani lokal dimanja oleh alam. Sementara pendapatan keduanya relatif sama, disebabkan karena harga jual hasil pertanian mereka relatif tidak berbeda.
Syaiful Bachri berhasil meraih gelar doktor ilmu pertanian di usia 62 Tahun dengan jumlah cucu 12 orang, berharap gelar dan ilmu yang diperolehnya itu bisa bermanfaat bagi orang banyak, tidak saja sebagai seorang akademisi (dosen) melainkan juga sebagai anggota masyarakat, di mana masyarakat sekitarnya adalah pelaku profesi pertanian.
“Dari sisi agama memang tidak ada kata berhenti dalam belajar, dan hasil belajar ini tidak hanya digunakan di dunia kerja, tapi juga untuk digunakan membantu masyarakat,” sebutnya, Selasa (30/7/2024).
Sekaligus Ia berharap, perolehan gelar doktor tersebut menjadi motivasi bagi dosen-dosen muda untuk juga memberanikan diri melanjutkan studi ke jenjang S3, karena tidak ada alasan terlambat untuk melanjutkan pendidikan.
“Sedangkan saya ini yang sudah tua, masih bisa kuliah S3, apa lagi adik-adik dosen yang masih muda-muda itu,”sebutnya.
Lebih lanjut, Syaiful Bachri menceritakan perjalanan panjangnya dalam meraih gelar doktor tersebut. Ia mengungkapkan bahwa prosesnya tidaklah mudah dan penuh dengan tantangan.
“Saya harus membagi waktu antara pekerjaan sebagai dosen dan penelitian yang memerlukan perhatian penuh. Namun, dengan tekad dan dukungan dari keluarga serta rekan-rekan di Unismuh Palu, saya berhasil menyelesaikannya,” ujarnya.