LOLU SELATAN, MERCUSUAR – Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, menghadiri pelepasan siswa kelas IX tahun pelajaran 2022-2023 MTsN 3 Kota Palu, Rabu (22/5/2023), di salah satu hotel di Kota Palu. Pihaknya menyampaikan, tidak ada kebahagiaan dan kebanggaan orang tua melainkan ketika melihat anak-anaknya berhasil.
Ia menambahkan, menciptakan dan membawa keberhasilan buat anak-anak bukan perkara mudah, banyak aspek dan faktor yang menjadi tantangan bagi orang tua. Tantangan tersebut mulai dari tantangan ekonomi, lingkungan, dan terlebih lagi adalah tantangan bagaimana orang tua mampu memberikan pemahaman dan mencocokkan pemahamannya dengan anak-anak.
Menurut wali kota, kondisi hari ini, keterbukaan itu tidak bisa lagi dihalangi maupun ditutup-tutupi, karena keterbukaan begitu terbuka.
“Sehingga ini merupakan tantangan terbesar bagi kita orang tua. Tantangan terbesar lain lagi adalah terkadang anak-anak itu menuntut agar kita orang tua mampu memberikan lebih kepada mereka,” ujar wali kota.
Oleh karena itu, mumpung anak-anak baru menamatkan pendidikan di tingkat Tsanawiyah atau SMP, yang artinya mereka masih akan lanjut ke Aliyah atau SMA dan masih ada lagi perjalanan waktu yang cukup panjang yang akan dilewati.
Diharapkan para orang tua mampu mengawal anak-anaknya, tidak boleh membiarkan anak-anak tumbuh dengan sendirinya, tumbuh dengan alam pikirnya. Tetapi bagaimana orang tua mampu mengarahkan dan mampu memahami lebih baik anak-anaknya.
“Karena pencapaian yang sudah dicapai hari ini, belumlah menyelesaikan segalanya. Kami meminta kepada orang tua, agar anak-anak yang sudah terlihat progresnya untuk dijaga dengan sebaik-baiknya, agar di kemudian hari menjadi anak-anak harapan baik bagi semua,” terangnya.
Di samping itu, pihaknya juga berpesan kepada anak-anak, harus optimis memapak masa depan, karena anak-anaklah yang akan menentukan nasibnya sendiri.
“Hari ini yang jadi wali kota adalah produk Tsanawiyah. Olehnya ingin jadi sesuatu seperti apa, semua berada dalam tangan kalian. Kalian yang akan menentukan nasib kalian harus mampu menjadi anak-anak yang berkepribadian dan lebih mampu memahami orang tua maupun lingkungan yang ada. Jangan sampai menuntut lagi orang tua yang harus memahami ataupun lingkungan yang harus memahami anak-anak,” tutupnya. UTM