TONDO, MERCUSUAR – Chairunisa Anwar berhasil menjadi wisudawan terbaik Universitas Tadulako (Untad) pada periode 122. Prestasi tersebut menjadi suatu kebanggaan bagi Chairunisa Anwar serta orang tuanya, yang selama ini terus memberikan dukungan penuh terhadapnya, dalam mengikuti pendidikan di Untad.
Chairunisa Anwar merupakan anak dari pasangan Soim Anwar yang merupakan mantan Kepala MAN IC Kota Palu, yang saat ini menjabat sebagai Pengawas Madrasah di Kementerian Agama (Kemenag) Kota Palu.
Chairunisa Anwar atau disapa Nisa memulai perjalanan kuliah di Untad di Fakultas MIPA Prodi Biologi pada tahun 2020. Meskipun memilih hanya terlibat dalam organisasi internal, yaitu Himpunan Mahasiswa Biologi, dan menjabat sebagai Bendahara Umum, Chairunisa menghadapi tantangan besar dalam berorganisasi.
“Selama ada kegiatan jarang ikut, karena perasaan kurang percaya diri dan takut untuk mengeksplorasi,” jelas Nisa, Rabu (28/2/2024).
Ia menjelaskan pengalaman selama mengikuti kuliah di Untad, yaitu Salah satu pengalaman paling mengesankan selama masa kuliahnya terjadi saat magang di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam magang ini, Ia berkesempatan bertemu dengan banyak peneliti yang berbagi ilmu berdasarkan bidang keahlian mereka. Selain itu, ia juga menjalin hubungan dengan banyak orang baru.
Ia juga menyoroti kegiatan praktikum di Jurusannya, yang dilaksanakan dari semester 1 hingga 6. Meskipun tantangan laporan praktikum terkadang berat, namun keseruan dan Lika-liku yang dialami selama praktikum memberikan warna tersendiri pada perjalanan akademisnya. Menjadi asisten praktikum juga menjadi pengalaman berkesan baginya.
“Saya menyatakan perasaan terharu saat namanya dipanggil menjadi wisudawan terbaik. Dukungan dan doa dari keluarga dan teman-teman, dari tingkat SD hingga S1, menambah rasa bangga. Meskipun saya menyelesaikan studi dengan cepat dan meraih gelar wisudawan terbaik, makanya saya berupaya untuk tidak terlalu berpuas diri dan akan terus meningkatkan prestasi kedepan,” terangnya.
Dirinya mengatakan, walaupun tidak banyak prestasi yang diukir selama berada di bangku kuliah, tapi menyelesaikan studi dengan cepat, sudah menjadi suatu ke banggan untuk diri sendiri dan keluarga.
Dirinya tidak menyangka bakal menjadi wisudawan terbaik, sebab dari semester satu ia hanya mengikuti ikuti alur dan menekuni semua mata kuliah. Namun di balik ini semua, ia merasa tidak percaya diri. Nisa sukses meraih IPK 3.98 predikat pujian dengan masa studi tiga tahun empat bulan.
Momen paling mengesankan bagi Nisa, ialah saat menggandeng kedua orang tua maju ke depan untuk menerima piagam. Ia berpesan kepada teman-teman dan kakak-kakak yang sedang berjuang untuk menyelesaikan studi, agar tetap semangat dan mendoakan kelancaran dalam menyusun naskah skripsi. Chairunisa sering mendengar dari dosen pembimbingnya. UTM