MERCUSUAR – Banyak manfaat kesehatan dengan mengangkat kaki sejajar tembok, dan badan dalam kondisi berbaring.
Melansir Wolipop, Robert Saper, MD, MPH, selaku Ketua Wellness and Preventive Medicine di Cleveland Clinic, menjelaskan posisi tersebut berarti tubuh bagian atas terbalik dari posisi normalnya yang tegak.
Berikut sejumlah manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari legs-up-the-wall. Berikut penjelasannya.
1. Meningkatkan sirkulasi darah
Salah satu penyebab umum pembengkakan kaki adalah insufisiensi vena, yaitu kondisi ketika pembuluh darah di kaki tidak mampu mengalirkan darah kembali ke jantung secara efektif.
Sirkulasi yang lemah dapat menyebabkan penumpukan darah di kaki, meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah, serta menimbulkan bengkak dan rasa tidak nyaman.
Bahkan tanpa kondisi kronis tersebut, berdiri atau duduk terlalu lama juga bisa membatasi kemampuan tubuh untuk mengalirkan darah kembali ke bagian atas tubuh. Pose legs-up-the-wall dapat membantu mengatasinya.
“Manfaat utama viparita karani adalah mengembalikan sirkulasi cairan tubuh yang tersimpan di kaki Anda,” jelas Saper.
“Dengan membalikkan dan menahan pose tersebut, aliran darah kembali lancar dan pembengkakan di kaki bagian bawah berkurang.”
2. Membantu mengurangi stres
Penelitian menunjukkan yoga secara umum dapat berdampak positif terhadap sistem respons stres tubuh. Pose restoratif seperti legs-up-the-wall dirancang untuk membawa tubuh ke dalam kondisi rileks.
Saper menyebutkan, banyak pasien secara pribadi merasakan pose ini sangat menenangkan. Mengurangi stres berkaitan erat dengan kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, bahkan berkontribusi pada sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat.
3. Manfaat tambahan
Jika pose legs-up-the-wall membantu seseorang merasa rileks, secara keseluruhan tubuh juga akan terasa lebih baik. Namun, Saper mengingatkan agar tidak langsung mempercayai klaim berlebihan yang menyebut pose ini sebagai solusi untuk semua masalah kesehatan.
“Beberapa orang mengklaim bahwa itu meringankan kondisi lain seperti sakit kepala dan tekanan darah tinggi, tetapi tidak ada bukti yang mendukungnya.”
Seberapa sering melakukan posisi ini?
“Sebagai peneliti yoga dan instruktur yoga, saya merekomendasikan pose ini sebagai bagian dari latihan yoga restoratif secara keseluruhan, yang dilakukan menjelang akhir latihan Anda,” kata Saper.
Pose ini aman dilakukan sekali atau dua kali sehari, baik sebagai bagian dari latihan yoga rutin atau sebagai pose mandiri.
Cara melakukannya
Menurut Saper, sebaiknya pose ini pertama kali dipelajari bersama instruktur yoga untuk memastikan dilakukan dengan aman tanpa memberi tekanan pada leher, kepala, atau tulang belakang. Meski begitu, gerakan ini sebenarnya cukup mudah dan juga bisa dipelajari melalui video yoga daring.
Berikut langkah-langkahnya:
Siapkan alas
Letakkan selimut atau matras yoga di lantai, menempel ke dinding. Jika perlu, gunakan bantal tipis untuk menyangga kepala.
Atur posisi tubuh
Berbaringlah di atas matras dengan bokong digeser mendekati dinding. Tulang ekor tetap berada di lantai, sementara bokong berjarak beberapa sentimeter dari dinding. Pastikan punggung dan kepala sejajar di lantai, tegak lurus dengan dinding, dalam keadaan rileks.
Rasakan peregangan
Biarkan bagian belakang kaki menempel pada dinding, lutut rileks, dan telapak kaki sejajar menghadap lantai. Akan terasa peregangan ringan di bagian kaki, tetapi tidak seharusnya menimbulkan rasa sakit.
Santai dan bernapas dalam
Tahan posisi ini dengan tenang sambil bernapas dalam-dalam. Saper merekomendasikan durasi dua hingga tiga menit, sama seperti pose yoga lainnya. Jika merasa nyaman, durasi bisa diperpanjang.
Akhiri dengan perlahan
Setelah selesai, ubah posisi dengan hati-hati ke duduk. Duduklah diam selama sekitar 30 detik sebelum kembali beraktivitas. Saper menekankan, seseorang sebaiknya tidak terburu-buru keluar dari pose inversi. DTC/TMU