Bunda Wiwik Bicara Digital Parenting

BUNDA Wiwik, saat memaparkan pentingnya digital parenting, di Kelurahan Pengawu. (FOTO.Misbach/MS)

PALU, MERCUSUAR – Agenda reses dan kunjungan daerah pemilihan atau kundapil, politisi yang satu ini, mengusung tema “out of the box” atau keluar dari pakemnya, mengunggah masyarakat, tentang sebuah peradaban bangsa, tentang literasi digital parenting, dan itu, diungkapkan oleh Ketua Fraksi PKS DPRD Sulteng, Wiwik Jumatul Rofiah, kepada Mercusuar, Sabtu (6/12/2025).

“Membangun peradaban sebuah bangsa, yang pertama dilakukan adalah membangun jiwanya. Lihat saja filosofi dalam lagu Indonesia Raya, Bangunlah Jiwanya baru kemudian Bangunlah badannya,”kata Bunda Wiwik, sapaan akrabnya.

Srikandi PKS itu mengatakan, materi “out of the box” itu, disampaikan saat kundapil, di Kelurahan Pengawu, Kamis (4/12/2025), tidak harus selalu berkaitan dengan politik praktis, tetapi juga mengangkat isu-isu lainnya, salah satunya adalah, digital parenting.

Lanjut Bunda Wiwik, bicara soal digital pareting, dimulakan dengan membangun jiwa, maka harus dimulai dari keluarga yang kokoh. Generasi yang sehat secara mental, adalah generasi yang dilahirkan dari keluarga yang kokoh dan harmonis. Serta tentu saja dengan pola pengasuhan yang sehat.

Tantangan orangtua saat ini cukup kompleks di Tengah gempuran kemajuan dengan segala fenomena Ipteknya. Olehnya itu kata Bunda Wiwik, sangat penting untuk memberikan digital parenting.

“Apa itu digital parenting? Digital parenting adalah pola pengasuhan yang membantu anak menggunakan teknologi digital secara sehat, aman, dan bertanggung jawab. Ini mencakup memberikan bimbingan, menetapkan batasan yang jelas, memantau aktivitas online, dan mengajari etika digital agar anak terlindungi dari dampak negatif seperti kecanduan, konten berbahaya, dan bahaya dari orang asing,”urainya.

Dari berbagai referensi, disebutkan bahwa elemen kunci digital parenting, yakni bimbingan dan edukasi. Dalam proses ini, orang tua memberikan pemahaman tentang penggunaan teknologi yang positif, termasuk cara mengidentifikasi informasi yang benar, menjaga privasi, dan berperilaku etis secara daring.

Kemudian elemen lainnya, perlunya batasan dan control. Yakni Upaya menetapkan aturan yang jelas mengenai durasi penggunaan perangkat digital, jenis konten yang boleh diakses, dan waktu bebas layar.

“Yang tidak kalah pentingnya, harus dilakukan pemantauan dan pendampingan. Yakni mengawasi aktivitas anak secara aktif untuk memastikan mereka tidak terjerumus dalam konten negatif atau bahaya online, serta menemani mereka dalam menjelajahi dunia digital,”urainya.

Agar orangtua bisa melakukan pembinaan dan edukasi, maka orangtua juga harus memahami teknologi. Orang tua perlu melek teknologi untuk bisa mendampingi anak dengan lebih efektif, mulai dari memahami aplikasi hingga mengetahui potensi manfaat dan risiko dari setiap platform.

“Dunia yang terus mengalami perkembangan, termasuk teknologi digital, maka orang tua pun harus memiliki kemampuan dalam mengelola semua yang berkaitan dengan teknologi tersebut, sebab pengawasan dan pengelolaannya, memiliki dasar yang kuat, yakni memperkuat literasi digital,” tutupnya. (MBH)

Pos terkait