PALU, MERCUSUAR – Sebagai hari aspirasi Fraksi PKS DPRD Provinsi
Sulawesi Tengah (Sulteng), dimanfaatkan tiga aktivis Forum Silaturrahim
Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) untuk menyampaikan aspirasinya.
Para aktivis FSLDK tersebut diterima oleh Ketua Fraksi PKS DPRD Sulteng, Hj
Wiwik Jumatul Rofiah, S.Ag, MH, didampingi Tenaga Ahli FPKS, Abd Hanif ibn
Djaiz.
Tiga Aktivis FSLDK yang bersilaturrahim ke Fraksi PKS, yakni Ketua Komisi A
yang membidangi Syiar, Awaluddin didampingi Lisnuriyana, Anggota Komisi A
dan Rahmadhani Safitri dan Anggota Komisi C yang membidangi Kemuslimahan.
Di depan Bunda Wiwik, sapaan akrab Ketua FPKS itu, ketiga aktivis FSLDK
tersebut, menyampaikan beberapa aspirasinya serta membeberkan beberapa
program kerja FSLDK.
Selain itu juga menjelaskan soal FSLDK, mulai dari tingkat nasional, hingga
kepengurusan di level provinsi dan kampus.
“Di antara kerja-kerja dakwah yang kami lakukan, yakni berusaha untuk
memperlihatkan bagaimana itu Islam yang moderat atau Islam yang washatiyah.
Walaupun, terkadang tidak jarang, kami sering dicap radikal oleh mereka-mereka
yang berbeda pandangan dengan kami,” kata Awaluddin.
Menurut Bunda Wiwik, setiap kerja dakwah atau kebaikan, sudah pasti akan
mendapatkan rintangan dan halangan. Olehnya, sebagai aktivis dakwah,
pengurus FSLDK tidak boleh patah arang, apalagi mundur dari medan dakwah.
“Sebab Dakwah itu fardhu ‘ain atau kewajiban yang melekat pada setiap individu.
Bukan fardhu kifayah, dimana kewajiban kita gugur kalau sudah ada yang
melakukan. Maju terus, jangan gentar hanya karena fitnah,” katanya.
Kepada para aktivis FSLDK, Bunda Wiwik juga mengatakan bahwa dakwah tidak
hanya tabligh atau menyampaikan lewat lisan. Tetapi boleh lewat tulisan, politik,
pendidikan, ekonomi dan memperlihatkan akhlaq yang baik dan bisa menjadi
teladan, itu juga merupakan dakwah.
Sebab menurutnya, dakwah itu cakupannya luas. Sedangkan tablig, itu hanya
bagian terkecil dari urusan dakwah.
Kepada aktivis FSLDK yang menyampaikan aspirasinya tersebut, Bunda Wiwik
memberikan tantangannya, agar lembaga tempat berkumpulnya para aktivis-
aktivis LDK tersebut, membuat Program Berbasis Masyarakat.
Dengan demikian, kata dia, keberadaan FSLDK bisa memberikan manfaat bagi
masyarakat secara lebih luas.
“Seperti misalnya membuat program Masjid ramah anak, atau pembinaan di
kawasan terpencil. Tidak perlu banyak-banyak programnya, yang penting ada dan
kelihatan hasilnya. Saya tunggu ya. Saya siap bantu, insya Allah,”
pungkasnya.*/TIN