Jurnalis di Luwuk Diintimidasi Oknum TNI, AJI Palu: Danrem 132 Tadulako Harus Berikan Tindakan Tegas

PALU, MERCUSUAR – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu mengecam dan menyesalkan tindakan-tindakan intimidasi maupun pengancaman yang dilakukan oknum aparat yang diduga anggota Korem 132 Tadulako terhadap Jurnalis di kota Luwuk, Kabupaten Banggai. 

Jurnalis yang juga Anggota AJI Palu, Emiliana mendapatkan sejumlah tindakan intimidasi dari seseorang yang diketahui bernama Viktor, diduga sebagai anggota Korem 132 Tadulako, yang ditugaskan di wilayah Luwuk.

Tindakan berupa intimidasi dengan meminta jurnalis menghapus berita (takedown) terkait dugaan pungli di salah satu SPBU di Kota Luwuk, merupakan salah satu bentuk ancaman kebebasan pers dan pelanggaran Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Tidak hanya itu, Emiliana yang merupakan jurnalis perempuan ini, diteror dengan berbagai ancaman dari oknum TNI Angkatan Darat tersebut.

Adapun kronologi singkat, intimidasi dan pengancaman yang diterima oleh Emiliana, bermula pada Kamis 30 Mei 2024, sekitar pukul 16.00 wita, ketika dirinya melakukan peliputan di SPBU Kilo 5, terkait laporan masyarakat adanya Pungutan Liar (Pungli) di SPBU tersebut.

Berselang sejam kemudian, Emiliana mempublikasikan hasil liputannya di media Online Metro Luwuk. Kemudian, setelah berita tersebut terupload, dia mengaku dibuntuti oleh dua orang anggota yang diketahui TNI bersama salah seorang warga yang kemudian meneriaki dirinya untuk menghapus berita terkait pungli, ketika berada di area Luwuk Shopping Mall.

Pada malam harinya, pada pukul 20.30, seorang anggota TNI, yang dikenali sebagai Viktor alias Wawan mendatangi dirinya di salah satu kedai di Jalan MT Haryono, Luwuk. Sebelumnya oknum tersebut menelpon Emiliana dan meminta untuk bertemu.

Dalam pertemuan tersebut, oknum itu menyodorkan sejumlah uang. Uang itu diakui Emi, sesuai permintaan oknum tersebut, dibagikan kepada rekan-rekan Emiliana yang ada di kedai saat itu. Karena diminta untuk memberikan kepada rekan-rekannya, Emi pun mengambil uang tersebut.

Keesokan harinya, pada Jumat 31 Mei, oknum tersebut kembali menelpon Emiliana dan menanyakan apakah berita tersebut telah dihapus. Emi tidak menggubris dan mengaku heran kenapa berita tersebut masih dipertanyakan oknum yang diketahui juga melakukan pengamanan di SPBU tersebut.

 Adapun kalimat bernada ancaman yang dilontarkan:

“ngana bikin sapi perah saya, oh ngana belum tau saya e ngana belum melihat saya e, oh tunggu ngana ee.” Emi tetap menjawab dengan tegas, “jangan ba ancam komandan” sebanyak lima kali. Telepon kemudian dimatikan oleh oknum TNI.

Pos terkait