Pansus II DPRD Sulteng Bahas Masalah Stunting dengan BKKBN

BKBN-cd438dfc

JAKARTA, MERCUSUAR – Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) II DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Zainal Abidin Ishak, bersama rombongan, berkunjung ke Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kemarin.

Adapun sejumlah anggota Pansus yang turut hadir adalah Sonny Tandra, Huisman Brant Toripalu dan Sri Atun. Mereka diterima oleh Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi, BKKBN RI, Sukaryo Teguh Santoso dan Direktur Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga, Wahidah Paheng.

Kunjungan tersebut dalam rangka membicarakan permasalahan stunting yang terjadi di Provinsi Sulteng, di mana berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, jumlah penderita stunting di Sulteng sebanyak 32,2 persen, dan wasting mencapai 12,2 persen.

Wasting sendiri merupakan kondisi ketika berat badan anak menurun, sangat kurang, atau bahkan berada di bawah rentang normal.

Atas kasus tersebut, Sulteng masih tergolong dalam 10 besar provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia.

Di bagian lain, data Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng Tahun 2019 menunjukkan bahwa dari 136.761 bayi usia lima tahun ke bawah, ditemukan sebanyak 29.208 menderita stunting atau 21,4 persen dari total balita.

Angka ini masih terbilang tinggi sehingga diperlukan penanganan serius dan kolaborasi semua pihak untuk menurunkannya,

Menurut Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi, BKKBN RI, Sukaryo Teguh Santoso, sesuai Perpres Nomor: 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, target kelompok sasaran adalah remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 sampai 59 bulan.

“BKKBN telah melakukan diskusi dengan pakar dan pengaturan jadwal audensi dengan menteri terkait,” katanya.

Atas beberapa saran dan masukan dari pihak BKKBN, pihak Pansus II menyampaikan terima kasih serta memberikan cindera mata khusus dari Provinsi Sulawesi Tengah berupa kayu hitam yang telah diukir dalam bentuk wilayah Sulawesi Tengah.*/TIN

Pos terkait