Reses Anggota DPRD Sulteng, Warga Parmout Minta Perbaikan Irigasi

RESES PARMOUT-fa42ea61

PARLEMENTARIA

 

PALU, MERCUSUAR  – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dari PDI-Perjuangan, I Nyoman Slamet melakukan reses di empat titik yang ada di daerah pemilihannya (dapil) Parigi Moutong, pekan lalu.

Reses diawali dari Desa Nambaru. Di desa ini, warga setempat meminta kepada pemerintah untuk mengantisipasi abrasi pantai tempat kegiatan upacara Agama Hindu. Warga juga meminta kepada pemerintah untuk membuatkan tanggul di Pantai Tomini, tepatnya di Dusun VI sepanjang 300 meter.

Sementara itu, masyarakat petani di desa tersebut juga meminta bantuan bibit dan alat-alat pertanian. Warga setempat juga mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi dan sulitnya petani menjual hasil pertanian karena harga sangat rendah.

Masyarakat Tambaru juga memohon bantuan penimbunan jalan kantong produksi yang ada di wilayah mereka, kurang lebih 500 meter.

Di hari berikutinya, Nyoman Slamet melakukan reses di Desa Balinggi, Kecamatan Balinggi. Di desa ini, kelompok wanita Hindu Dharma Indonesia meminta bantuan alat-alat untuk memasak serta mohon bantuan kursi untuk kegiatan mereka agar tidak lagi menyewa kursi di tempat lain.

Di bidang pertanian, warga setempat meminta agar perbaikan irigasi Bendungan Sausu bisa segera dilakukan karena petani sangat membutuhkan air untuk mengolah lahan pertanian.

Sementara itu, pemerintah desa juga mengusulkan pengadaan alat pertanian melalui kelompok-kelompok tani, kendaraan operasional untuk pengurus pura dan juga mobil ambulans.

Di titik berikutnya, tepatnya di Desa Astina, Kecamatan Torue, Nyoman pun mendapatkan sejumlah masukan dari warga, di antaranya adalah percetakan sawah baru dan perbaikan beberapa irigasi yang rusak akibat longsor agar petani bisa beraktivitas seperti sebelumnya.

Masyarakat di Dusun Mataram juga memohon bantuan perbaikan jalan lingkungan serta drainase yang telah mengalami kerusakan sejak lama.

Di desa ini, kelangkaan pupuk bersubsidi juga menjadi masalah yang serius. Selain itu, hasil pertanian mereka berupa beras juga sangat susah dipasarkan karena harga sangat turun sehingga tidak bisa menutupi biaya operasional yang mereka keluarkan.

Nyoman mengakhiri masa resesnya di Desa Tolai, Kecamatan Torue, tepatnya di Dusun 10 Prerenan. Di desa ini, warga menyampaikan terima kasih atas bantuan gong angklung serta meminta ada kelanjutan pembinaan dan kelengkapan pengembangan seni budaya melalui peralatan dan pakaian tari.

Di tempat yang sama, Kelompok Wanita Hindu Dharma juga meminta bantuan tenda dan kursi untuk kegiatan-kegiatan organisasi serta upacara keagamaan.

Satu hal penting yang menjadi keinginan masyarakat adalah agar pemerintah segera menuntaskan masalah keamanan, terutama DPO teroris karena masyarakat ketakutan untuk mengolah lahan pertanian dan perkebunan.

Salah satu masyarakat di Dusun Tirtasari mengusulkan bantuan bronjong untuk jalan ke kantong produksi yang saat ini tidak bisa dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Hampir sama dengan desa lainnya, petani di Tolai juga mengeluhkan sulitnya menjual hasil pertanian karena harga yang dipermainkan oleh tengkulak.

“Kami mengharapkan pemerintah bisa memberikan solusi untuk petani yang saat ini mengalami kesulitan dalam menjual hasil pertanian,” harap salah satu warga Tolai. */TIN

Pos terkait