MORUT, MERCUSUAR – Meningkatkan partisipasi pemilih, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Morowali Utara (Morut) terus meningkatkan sosialisasi untuk mencegah terjadinya golput atau pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pilkada serentak 9 Desember mendatang.
“Sosialisasi terus ditingkatkan menjelang pemilu yang kurang memakan waktu beberapa bulan kedepan, salah satunya melibatkan Toko Agama untuk menjadi corong kepada masyarakat agar tingkat partipasi pemilih meningkat meski dalam kondisi bencana non alam COVID-19” ujar Ketua KPU Morut, Yusri Ibrahim akhir pekan kemarin.
Dalam melibatkan toko agama dan juga toko masyarakat serta toko adat dan lainnya KPU menghadirkan Komisioner KPU Sulteng Sahran Raden dan Kapolres Morowali Utara AKBP Bagus Setiyawan sebagai narasumber, kegiatan tersebut dilaksanakan akhir pekan kemarin di gedung Morokoa.
Yusri menjelaskan golput adalah orang yang terdaftar di DPT namun tidak memilih karena alasan tertentu.
Menurut dia, terdapat empat golput. Pertama golput politis, yakni tidak adanya kepercayaan kepada partai politik maupun figur yang di usungnya dan calon yang berkompetisi, untuk mencegah Golput dibutuhkan peran seluruh elemen untuk intens mengingatkan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pesta demokrasi.
“Kita hilangkan semuanya itu sehingga tokoh agama, tokoh masyarakat bersinergi dalam penyelenggaraan pemilu untuk melahirkan calon pemimpin yang terbaik, berkualitas, berintegitas untuk membawa daerah kita ini lebih baik dimasa masa yang akan datang,” ujarnya.
Kemudian golput ideologis kata dia, dimana orang tersebut tidak memilih karena alasan ideologis seperti agama atau kepercayaan kepada sistem yang berjalan.
Selanjutnya adalah golput teknis yang terjadi karena ada kendala ketika pemilih akan memberikan hak suaranya, sehingga pemilih tidak bisa memberikan haknya. “Ada juga golput apatis, dimana pemilih itu sama sekali tak peduli,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya terus melakukan sosialisasi agar masyarakat sadar akan hak politiknya. Selain meningkatkan sosialisasi, KPU juga menyerukan agar perusahaan-perusahaan di Morowali Utara meliburkan karyawannya.
Pihaknya sudah meminta Pemkab Morowali untuk menyerukan hal tersebut kepada perusahaan. Sebab Morowali Utara terdapat puluhan perusahaan baik perkebunan maupun pertambangan.
“Minimal mereka memberi waktu paling tidak setengah hari, agar seluruh warga Morowali maupun Morowali Utara bisa menggunakan hak suaranya,” ujarnya.
Ia menambahkan berdasarkan informasi yang dimiliki maupun hasil Survey sedikitnya 20 persen dari jumlah daftar pemilih tetap tidak akan memberikan hak pilihnya saat Pilkada di Kabupaten Morowali Utara. “Ini yang kita jaga jangan sampai terjadi, kita terus genjar lakukan sosialisasi. Semua daerah seperti itu” tutupnya. VAN