Korlap PANNSI Beri Ceramah Terkait Kamtibmas

POSO, MERCUSUAR – Sebagai paya membentengi personel Polda Sulteng dari pengaruh radikalisme dan intoleransi, Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Rudy Sufahriadi mendatangkan koordinator lapangan (korlap) Persatuan Alumni Narapidana Teroris NKRI Seluruh Indonesia (PANNSI), Ustaz Sofyan Tsauri.

Kali ini, Ustaz Sofyan Tsauri hadir di Gedung PGRI wilayah Kabupaten Poso, untuk memberikan ceramah kamtibmas dalam rangka pencegahan radikalisme dan intoleransi di wilayah Polda Sulteng, guna mewujudkan Polri yang Presisi, Sabtu (11/3/2023).

Dalam sambutannya, Kaops Madago Raya, Denny, menyampaikan terima kasih kepada Ustaz Sofyan Tsauri yang telah hadir untuk memberikan ceramah kamtibmas, dalam berbagai pengalaman sebagai upaya pencegahan radikalisme dan intoleransi.

“Selamat datang di Sulawesi Tengah, dan permohonan maaf Bapak Kapolda Sulteng karena tidak dapat bertemu langsung karena adanya tugas Rapim TNI Polri di Manado Sulawesi Utara,” kata Denny.

Sofyan Tsauri akan melaksanakan ceramah kamtibmas di wilayah Sulteng yaitu Kabupaten Tolitoli, Poso, Banggai, Morowali Utara dan Kota Palu.

Mantan napiter ini mengatakan, pertama yang membuat orang menjadi teroris adalah ideologi dan paham teroris yang sangat masif.

“Brainwashing bisa menyasar siapa saja. Siapapun bisa terpapar. Tidak memandang status sosial dan usia, demikian dahsyatnya,” ungkap Sofyan.

Ia mengatakan, pemikiran teroris sangat mengancam. Meskipun masih radikal intoleran belum sampai teroris.

“Tapi intoleran adalah tangga menuju teroris. Menjadi bibit dan lama-lama jadi teroris,” katanya. 

Semua pelaku terorisme kata Sofyan, berawal dari intoleran dan radikalisme. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan sikap toleransi di tengah masyarakat.

Ia berharap, Kepolisian yang bertugas di Sulawesi tengah, khususnya di Poso, agar tidak terpapar paham radikalisme. Karena ancaman teroris bukan cuma mengancam di Poso dan di Indonesia, tetapi mengancam negara lain yang sudah terpapar paham radikalisme

“Jangan sampai terjebak dengan pendidikan yang intoleran. Hati-hati dalam menyekolahkan anak-anak kita, agar tidak terpapar paham radikalisme. Pancasila adalah kekayaan kita, hindari konflik komunitas di tengah masyarakat, karena setiap konflik adalah peluang bagi teroris. Jangan sedikitpun diberi ruang, karena Polri adalah benteng bangsa Indonesia,” tegasnya. ULY

Pos terkait