POSO, MERCUSUAR – Ketua Aliansi Toponilo , Kabupaten Poso, Rio Botilangi mengeluhkan upaya PT Poso Energy atas pengerukkan sungai Pamona. Masyarakat berharap, pengerukkan sungai tersebut agar dimusyawarahkan sehingga tidak menimbulkan permasalahan. Menurut Rio, sejak masuknya Perusahaan PT Poso Energy, penghasilan masyarakat Toponilo berkurang diakibatkan kedalaman Sungai Pamona sudah mencapai empat sampai enam meter.
Sebelumnya sungai ini berkedalaman sekira satu meter.Beberapa masyarakat Toponilo masih menggantungkan hidupnya dengan berprofesi sebagai nelayan. Toponilo merupakan kata dari daerah suku Pamona di Kabupaten Poso yang artinya sebutan untuk nelayan menangkap sogili di sungai Pamona dengan cara menombak mengunakan kayu dan besi dari atas permukaan air.
Perubahan kedalaman Sungai Pamona dilakukan oleh PT Poso Energy dengan melakukan pengerukan dasar Sungai Pamona, agar air Sungai Pamona dapat mengalir dengan kencang untuk memutar turbin dari PT Poso Energy untuk menghasilkan listrik. Hal inilah yang menjadi permasalahan antara masyarakat Toponilo dengan pihak PT Poso Energy, di mana masyarakat Toponilo sudah kesulitan untuk melakukan aktivitas di Sungai Pamona, di sisi lain Toponilo merupakan sumber mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari hari.
Masyarakat Toponilo berharap, apabila PT Poso Energy melakukan pengerukan dasar sungai kembali agar mau duduk bersama melakukan pertemuan lebih awal dulu dengan masyarakat Toponilo. Dengan mengundang pemerintah baik Kecamatan, Desa, RT/RW, tokoh tokoh dan khususnya pihak Kepolisian untuk mencari solusi yan terbaik.
“Masyarakat Toponilo juga mengerti, kehadiran khususnya pihak Kepolisian, merupakan salah satu bentuk upaya pencegahan agar permasalahan tidak berkembang dan meluas,” ungkap Rio, Senin (12/6/2023).
Masyarakat Toponilo akan terus membuka ruang dan bekerja sama dalam menjaga situasi yang tetap aman di wilayah Pamona. IKI