POSO, MERCUSUAR – Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Poso menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) tahun 2025, di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Poso, Kamis (13/2/2025).
Pada kegiatan tersebut, IPARI menyoroti pentingnya moderasi beragama bagi para penyuluh agama, dalam menjalankan tugasnya di tengah masyarakat.
Kepala Kantor Kemenag Poso, Sutami M. Idris, menegaskan bahwa penyuluh agama memiliki peran strategis dalam menyampaikan ajaran agama secara utuh dan moderat.
“Ini PR (pekerjaan rumah) besar kita, karena kadang-kadang penyuluh membawakan agama masih belum sesuai dengan ajaran agama itu sendiri. Agama sudah mengajarkan kepada kita nilai-nilai yang universal, hanya terkadang kita memahami agama secara parsial tidak secara tuntas. Karena itu lahirlah konsep moderasi beragama,” ujar Sutami.
Ia juga mengingatkan bahwa penyuluh agama harus meningkatkan kapasitas dan kualitas dalam menyampaikan pesan keagamaan. Menurutnya, penyuluh memiliki tugas kenabian dalam membimbing umat beragama.
“Seorang penyuluh agama dituntut untuk menjadi moderator yang menjaga keseimbangan dalam kehidupan beragama. Moderasi beragama menuntut kita untuk memahami ajaran agama tidak hanya dari teks, tetapi juga dari konteksnya,” tambah Sutami.
Ia berharap, IPARI Poso dapat terus menjadi penyejuk di tengah masyarakat.
“Tingkatkan kapasitas dan kualitas sebagai penyuluh agama, karena penyuluh merupakan ujung tombak Kementerian Agama dalam menciptakan kedamaian di tengah masyarakat,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua IPARI Poso, Baharuddin menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan hasil swadaya dari para penyuluh agama Islam, Kristen, dan Hindu.
“Kegiatan ini dilaksanakan untuk memantapkan dan menyusun program-program penyuluh agama yang akan diterapkan di masyarakat. Semoga program yang lahir dari kegiatan ini, bisa membawa manfaat dan kesejukan di tengah umat beragama,” ujar Baharuddin. */IEA