POSO, MERCUSUAR – Pihak kepolisian di Poso tetap mewaspadai potensi gangguan keamanan yang ditimbulkan oleh kelompok Daftar Pencari Orang (DPO) di pegunungan Poso jelang pelaksanaan Pemilu 2019. Dimana sisa kelompok itu disebut dipimpin oleh Ali kalora yang masih berjumlah setidaknya tujug orang yang masih bersembunyi dan bergerilya di hutan pegunungan Poso.
Kapolres Poso, AKBP Bogiek Sugiyarto,l seusai memimpin apel gelar pasukan operasi Mantap Brata 2018 pada Rabu (19/9/2018) mengatakan, jika kelompok DPO pimpinan Ali Kalora tetap menjadi ancaman yang di waspadai pihak Polri.
Dikatakan Bogiek, pihak aparat keamanan masih tetap melakukan penyekatan dan sekaligus pengejaran terhadap keberadaan kelompok itu yang secara keseluruhan berjumlah 7 orang.
“Iya tentunya sisa kelompok DPO Ali Kalora masih jadi ancaman di Poso. Tapi pasukan TNI, Polri yang ditugaskan memburu mereka masih tetap melakukan pengejaran,” ujar Bogiek.
Seperti diketahui, jika kelompok DPO yang menjadi ancaman tersebut masih bersembunyi di hutan pegunungan dalam wilayah yang luas.
Sementara di tahun 2015 silam kelompok yang dipimpin oleh almarhum Santoso itu sempat berjumlah lebih dari 40 orang sebelum akhirnya sebagian besar diantaranya ditangkap dalam kondisi hidup dan mati dalam operasi sandi Tinombala.
Operasi gabungan yang turut melibatkan satuan-satuan elit dari TNI dan Polri itu melibatkan setidaknya 3.000 personel. Meskipun terus diperpanjang hingga tahun 2018 ini, namun operasi yang kini menjadi operasi kewilayahan Polda Sulteng itu belum sepenuhnya menuntaskan sisa dari kelompok pimpinan Ali Kalora.
Untuk pengamanan seluruh tahapan pemilu 2019 di Poso, melibatkan 1.200 personel gabungan TNI dan Polri yang ada di Poso.
Pihak kepolisian di Poso meminta sepenuhnya peran dari masyarakat untuk menjaga situasi Poso yang saat ini telah aman dan kondusif. ULY