POSO, MERCUSUAR – Warga Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso yang menjadi korban banjir bandang dan rumahnya ambruk pada Maret lalu, bakal menempati rumah siap huni yang disiapkan oleh Pemkab Poso. Saat ini pembangunan rumah tipe 36 sebanyak 61 unit tersebut telah rampung dikerjakan.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Poso Alfret Suangga membenarkan bahwa perumahan yang disiapkan khusus bagi warga Desa Lengkeka korban banjir bandang, telah rampung pengerjaannya 100 persen.
“61 unit perumahan yang disiapkan ini memang khusus bagi mereka yang menjadi korban banjir bandang, yang keputusan dan penetapannya berdasarkan keputusan BPBD Kabupaten Poso.” jelas Alfret.
Untuk mengantisipasi agar peristiwa kelam tersebut tidak terjadi lagi ujar Alfret, penempatan lokasi perumahan ini, sengaja dipilih dalam kawasan yang dinilai aman dari banjir.
“Lokasi perumahan ini dinilai aman dari banjir dan masuk dalam daerah rencana pengembangan kawasan kota Lengkeka yang jarak lebih kurang 1,5 Km dari pemukiman lama. Dan untuk tanahnya sendiri memang milik pemerintahan desa setempat,” paparnya.
Hanya saja kata dia, pembangunan rumah ini belum termasuk air dan listrik, sebab hal itu bukan kewenangan OPD yang dimpipinnya.
“Kendati begitu, kami tetap menyediakan instalasi listrik dalam rumahnya. Namun soal penyambungan listrik itu tugas Dinas Perhungan dan sudah kami surati sejak bulan Juni tahun ini, termasuk ke pihak PDAM yang sebentar lagi telah siap untuk menyambung jaringan pipanisasi air bersihnya. Kalau jalan masuk menuju pemukiman sudah dilakukan pengerasan dan telah bisa dilewati,” terangnya.
Lebih jauh dikatakannya, agar tidak terjadi kecemburuan di tengah warga penerima saat dalam pembagian unit perumahan, pihaknya menggunakan metode cabut lot. Keputusan ini berdasarkan hasil kesepakatan rapat bersama antara instansinya dengan Pemerintah Desa Lengkeka dan Pemerintahan Kecamatan Lore Barat.
“Sebanyak 50 unit rumah telah diberikan nomor setelah dilakukan cabutan lot dihadapan tim sembilan perwakilan pemerintah desa. Sementara 11 unit rumah lainnya, tidak diikutkan dalam lot, karena berdiri diatas lahannya sendiri,” pungkas Alfret Suangga. ULY