SIGI, MERCUSUAR- Alat berat berupa excavator yang disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUP) Sigi untuk melakukan normaslisasi Sungai Sopu di Kecamatan Palolo dan Nokilalalaki, belum bisa beroperasi.
Pasalnya debit air sungai yang masih tinggi serta akses masuk ke pinggiran sungai yang harus melewati kebun warga.
Demikian dikatakan Plt Kadis PUP Sigi, Henri Kusuma Rombe kepada wartawan Media ini melalui via handphone, Kamis (28/5/2020).
Diketahui, Kamis (21/5/2020), Sungai Sopu meluap hingga merendam sejumlah desa di dua kecamatan tersebut.
Dijelaskannya, normalisasi Sungai Sopu atas instruksi Bupati Sigi, Moh Irwan Lapatta saat meninjau sungai itu, Jumat (22/5/2020). Normalisasi tersebut untuk meminimalisir debit air yang masuk ke persawahan, kebun dan perkampungan.
Dikatakan Henri, terkait akses masuk ke pinggir sungai yang harus melewati kebun warga, pihaknya telah koordinasikan dengan kepala desa (Kades) yang ada di sekitar Sungai Sopu, agar mereka mencarikan jalan alternatif supaya alat berat bisa masuk sampai di pinggir Sungai Sopu, tanpa merusak tanaman warga.
“Secara teknis sebelum melakukan kegiatan, kita juga mengamati dahulu kondisi alam, kalau debit airnya masih tinggi kita belum masuk (bekerja),” ujarnya.
Berhubung sumber daya kita terbatas seperti alat dan anggaran, serta lainnya. Lanjut Henri, maka pihaknya telah menyurat ke Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III selaku intansi yang memiliki kewenanganan menangani sungai.
Surat tersebut kami sudah diterima dan disahuti oleh BWSS III, namun BWSS juga sumberdaya terbatas, karena anggarannya sesuai dengan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA). “Surat yang dikirim ke BWSS itu untuk mendapatkan bantuan yang permanen, namun dalam penanganan bencana Pemkab Sigi tidak akan lepas tangan,” tutup Henri. AJI