Dalam Pembinaan Dikbud

Kaimudin

SIGI, MERCUSUAR – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sigi telah mengambil tindakan terhadap pihak-pihak di SMPN 21 Sigi yang telah melalaikan tugasnya hingga siswa di sekolah itu dari kelas VI hingga IX terkesan diterlantarkan.

Dinas Dikbud saat ini masih memberikan pembinaan pada yang bersangkutan.

Hal itu dungkapkan oleh Kepala Dikbud Sigi, Kaimudin saat ditemui wartawan Media ini, Selasa (11/2/2020).

Menurut kaimudin, pihaknya telah memanggil Kepala SMPN 21 Sigi untuk menghadap kepadanya sejak dua pekan lalu.

“Saya bahkan sudah memanggilnya dua pekan yang lalu. Dia mengaku mau memperbaiki kinerjanya. Tentu saya berharap kepala sekolah ini bisa melakukan perubahan yang baik dan menjalankan tugas selayaknya kepala sekolah,” tanggap Kaimudin.

Meski demikian, ia menyatakan Dinas Dikbud Sigi memberikan sanksi kepada guru maupun kepala sekolah yang jarang masuk sekolah itu.

Menurut Kaimudin, pihaknya masih memberikan pembinaan kepada yang bersangkutan. “Saya juga sudah dua kali melakukan monitoring ke sekolah itu. Jadi saya meminta guru dan kepala sekolah harus kembali aktif seperti layaknya tugas yang harus mereka emban,” ujar Kaimudin.

Diketahui, siswa SMPN 21 Sigi terkesan diterlantarkan karena guru mereka yang jarang datang ke sekolah untuk mengajar. Hal ini dikeluhkan orangtua siswa yang juga merupakan warga yang tinggal di sekitar sekolah tersebut di Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan.

Orangtua siswa yang tidak ingin diketahui identitasnya itu mengaku mengetahui jika guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di SMPN 21 Sigi itu jarang datang ke sekolah. Sementara yang sering terlihat masuk sekolah untuk mengajar adalah guru berstatus honorer.

“Saya perhatikan hal ini sudah berlangsung beberapa bulan terakhir ini. Bahkan bukan hanya guru PNS, kepala sekolah ini juga jarang datang untuk mengajar,” ungkapnya, Sabtu (7/2/2020).

Akibatnya, siswa yang datang di sekolah lebih sering beraktivitas di luar kelas atau di kantin, karena tidak adanya kegiatan belajar mengajar.

Demikian siswa kelas IX tidak lama lagi akan menghadapi Ujian Nasional (UN), jarang dibekali mata pelajaran, terutama yang akan diujikan pada UN mendatang. “Saya sebagai orangtua siswa jelas dirugikan karena anak saya datang ke sekolah, tapi jarang belajar di sana. Saya berharap bapak Bupati Sigi atau Kepala Dinas Pendidikan bisa segera meninjau  ke sekolah tentang persoalan ini. Saya juga berharap sekiranya guru-guru yang bersangkutan ini bisa disanksi. Apalagi mereka ini kan digaji negara, tapi kewajiban tidak dijalankan dengan baik,” tambahnya.

Saat ditemui di sekolah itu, siswa kelas IX pun membenarkan kondisi ini bahwa mereka jarang menerima mata pelajaran dari guru, padahal mereka sudah hampir menghadapi UN.

“Sudah lama pak kami jarang belajar mata pelajaran di sekolah. Guru kami jarang masuk, jadi kami cuma datang duduk-duduk di depan kelas dan di kantin sambil menunggu guru yang datang,” tutupnya. BAH/AJI

 

Pos terkait