SIGI, MERCUSUAR- Pemerintah Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi berencana mengelola sungai yang ada di des tersesebut, untuk dijadikan destinasi wisata air atau River Tubing. Demikian dikatakan, Kasi Kesra Desa Lembantongoa, James Tohama, belum lama ini.
Dia mengatakan, setelah pihaknya melakukan survei sungai tersebut, bahwa sangat berpotensi untuk dijadikan permainan River Tubbing, dengan begitu diharapkan nantinya selaian pemberdayaan warga, juga ada pendapatan yang bisa masuk ke desa.
“Tentunya ini memerlukan anggaran, dan kita upayakan akan ada ploting anggaran untuk pengelolaan tempat wisata sungai tersebut. Dan saat ini, kita masih dalam tahap survei sungai untuk dijadikan spot yang cocok. Kemudian akan kita bicarakan dengan kepala desa serta unsur-unsur lainnya,” jelas James.
Dia melanjutkan, di desa Lembantongoa, selain wisata sungai, ada juga beberapa spot yang bisa dikembangkan untuk menjadi tempat wisata, namun hingga saat ini belum tersentuh atau ditata, seperti air terjun, dan juga bukit yang bagi orang sekitar disebut Bukit Kabut.
“Disebut bukit kabut karena kalau pagi hari kabut akan menyemuiti tempat itu, jadi seperti negeri diatas awas, hanya memang masih perlu pengelolaan yang baik, tertama akses menuju lokasi tersebut,” jelasnya.
Untuk diketahui, permainan river tubing adalah aktivitas wisata yang dilakukan di medan sungai, aliran irigasi, dan sungai yang mengalir di dalam gua. Sarana atau alat yang digunakan untuk river tubing adalah ban karet (tubing).
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sigi, berupaya memaksimalkan pariwisata sebagai salah satu sektor yang diandalkan untuk memajukan perekonomian di daerah itu dengan meningkatkan kapasitas para pengelolanya di masa normal baru Covid-19.
“Kita akan terus berupaya kembangkan objek wisata di Sigi, mulai dari eksplorasi potensi, pembangunan infrastruktur, promosi dan branding, serta pengembangan sumber daya manusia,” kata Bupati Sigi, Mohammad Irwan Lapatta, beberapa waktu lalu.
Kabupaten Sigi, kata Irwan menjadi salah satu kabupaten di Sulteng yang memiliki banyak potensi wisata alam antara lain hutan, gunung, endemik khas daerah, danau dan lokasi paralayang.
Irwan mengakui potensi wisata hutan, gunung, danau, serta potensi hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Sigi, dalam pengembangannya belum berjalan maksimal.
Hal itu dipengaruhi beberapa faktor antara lain, minimnya ketersediaan anggaran daerah maupun keterbatasan sumber daya manusia untuk mengembangkan potensi wisata.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sigi Diah Agustiningsih Entoh mengemukakan, dalam menindaklanjuti kebijakan Pemkab Sigi terkait pengembangan sektor pariwisata, salah satunya menyiapkan sumber daya manusia yang berperan langsung dalam pengelolaan objek-objek wisata.
“Para pengelola objek wisata, kami tingkatkan kapasitasnya meliputi etika dan pelayanan, pemasaran dan membangun ‘networking’, strategi pariwisata di masa normal baru,” ujarnya. AMR