SIGI, MERCUSUAR – Pertanian Konservasi berdasarkan amanat UU Nomor: 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air, dapat mengatasi menurunnya tingkat produktivitas lahan dan adanya erosi, serta akan meningkatkan kesuburan tanah.
Selain itu, sistem pertanian konservasi akan mengatasi masalah budidaya tanaman pada lahan kering karena kekurangan air, serta dapat meningkatkan hasil produksi komoditas tanaman pangan dan hortikultura yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan usaha tani petani.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng, Ir Trie Iriany Lamakampali MM saat Pelatihan Integrasi Pertanian Konservasi (PK) dalam Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai (Upsus) di UPTD Balai Diklat Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng DI Desa Sider, Kecamatan Sigi Biromaru, Senin (19/8/2019).
Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung empat hari sejak 19-22 Agustus 2019 itu, diikuti oleh 30 orang penyuluh pertanian se-Sulteng.
Menurutnya, kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari sosialisasi Pertanian Konservasi pada kegiatan NGO F.A.O sejak tahun 2017, dimana Sulteng merupakan provinsi kelima di Indonesia.
Pada kesempatan itu, ia berharap agar peserta dapat menularkan ilmu yang diterima selama pelatihan di daerah masing-masing, serta terus meningkatkan penerapan pertanian konservasi untuk tanaman pangan dan hortikultura.
Kepala Bidang Penyuluhan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Ir Muh Adam MM menambahkan bahwa pada pelatihan itu para peserta akan praktek lapangan bersama kelompok tani, sekaligus demplot tanaman jagung pada lahan kering bekas sawah yang terdampak bencana alam gempa akibat kerusakan saluran irigasi Gumbasa di Desa Karawana, Kecamatan Dolo.
Dikatakannya, sumber air yang ada di sekitar ini merupakan bantuan DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sulteng, berupa pembuatan sumur dangkal.
“Teknis penerapan sistim pertanian konservasi ini adalah penggunaan semaksimal mungkin limbah pertanian seperti jerami dan batang jagung serta penggunaan pupuk organik dari kotoran hewan yang banyak tersedia di lapangan,” ujarnya. ABS