SIGI, MERCUSUAR – Kepala Bidang Politik Dalam Negeri Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sigi, Edwin Bertonimus menyelesaikan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan IV Tahun 2025, dengan menghadirkan inovasi aksi perubahan bertajuk SIGI BERDAYA (Sinergi Inklusi Bangun Demokrasi Bersama Adat dan Budaya).
Program SIGI BERDAYA menjadi langkah reformasi birokrasi tematik dalam membangun model demokrasi inklusif berbasis kearifan lokal, yang memadukan nilai-nilai adat masyarakat Sigi dengan sistem demokrasi modern.
Melalui SIGI BERDAYA, forum adat ‘Libu Ada’ diintegrasikan dengan mekanisme pemerintahan formal untuk memperkuat partisipasi masyarakat, termasuk perempuan, pemuda, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.
“SIGI BERDAYA hadir untuk menghidupkan kembali semangat musyawarah berbasis adat yang inklusif, dan menjadi jembatan antara pemerintah dengan masyarakat,” ujar Edwin Bertonimus, baru-baru ini.
Inovasi tersebut mendapatkan dukungan penuh dari Bupati Sigi, Mohamad Rizal Intjenae bersama Wakil Bupati, Dr. Samuel Yansen Pongi dan Sekretaris Kabupaten Sigi, H. Nuim Hayat serta sejumlah OPD strategis seperti Dinas PMD, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, KPU, Bawaslu, dan FKUB Kabupaten Sigi.
“SIGI BERDAYA adalah bukti bahwa nilai-nilai adat dan budaya lokal dapat menjadi kekuatan dalam memperkuat demokrasi. Kami mendukung penuh inisiatif ini, karena sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Sigi membangun tata kelola pemerintahan yang transparan, inklusif, dan berkeadilan,” ujar Rizal Intjenae.
Wakil Bupati Sigi Dr. Samuel Yansen Pongi menambahkan, program tersebut dapat menghadirkan wajah baru demokrasi lokal yang berbasis nilai dan budaya, serta memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Sementara Sekkab Sigi, Nuim Hayat menyebut SIGI BERDAYA sebagai langkah nyata reformasi birokrasi tematik.
“Program ini memperkuat tata kelola pemerintahan partisipatif dan mengembalikan peran budaya lokal sebagai perekat sosial,” ujar Nuim.
Sebagai tahap awal, SIGI BERDAYA telah membentuk Lingkar Adat dan Demokrasi Inklusi di beberapa desa percontohan, yang berfungsi sebagai wadah dialog masyarakat berbasis adat dan teknologi informasi. Ke depan, program ini akan diperluas ke sejumlah desa lainnya dan diintegrasikan dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Inklusif 2025–2029.
Melalui kolaborasi lintas sektor dan dukungan penuh pimpinan daerah, SIGI BERDAYA diharapkan menjadi model inovasi demokrasi berbasis budaya lokal di Sulawesi Tengah. */ AJI
									
													





