SIGI, MERCUSUAR – Desa Soulove di Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, dikenal sebagai sentra produksi bawang merah, khususnya bawang merah varietas Lembah Palu, yang merupakan bahan baku utama industri bawang goreng khas Palu. Namun dua tahun terakhir, usaha budidaya bawang merah varietas Lembah Palu di Desa Soulove berkurang secara drastis.
Hal ini disebabkan terutama karena keterbatasan air irigasi, yang tidak lagi mencukupi kebutuhan petani dalam setiap periode penanaman bawang merah. Selain itu, masalah kesuburan tanah yang semakin rendah dan serangan hama dan penyakit yang semakin meningkat, menyebabkan produksi bawang merah juga ikut turun.Hal ini menyebabkan petani sudah enggan menanam bawang merah.
Sebagian besar petani kemudian beralih menanam tanaman pangan, seperti jagung dan kacang-kacangan, karena tanaman ini tidak membutuhkan air irigasi yang banyak, serta masih mampu beradaptasi dengan tingkat kesuburan tanah yang relatif rendah. Di samping itu, serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung dan kacang-kacangan tidak sebesar pada tanaman bawang merah.
Di Desa Soulove terdapat beberapa kelompok tani yang sebelumnya mengusahakan tanaman bawang merah, salah satunya adalah Kelompok Tani Mandiri yang diketuai oleh Rizal, dengan jumlah anggota 15 orang. Mereka hingga saat ini masih mengusahakan tanaman bawang merah, walaupun sudah dalam skala kecil.
Berkaitan dengan masalah tersebut, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Fakultas Pertanian Universitas Tadulako (Untad) melaksanakan penyuluhan bagi kelompok tani mitra di Desa Soulove. Tim dosen dari Fakultas Pertanian Untad yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Ansar, MP., bersama dengan dosen lainnya yaitu Prof. Dr. Fathurrahman, MP., Dr. Ir. Uswah Hasanah, M.Sc., dan Dr. Asrul, SP., M.Si., terjun langsung ke lapangan bersama Kepala BPP Kecamatan Sigi Kota, Taupik, SP serta pengurus kelompok tani, beserta tiga mahasiswa dari Bidang Kajian Hortikultura, melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan serta pendampingan teknik budidaya bawang merah.
Untuk mengatasi permasalahan petani bawang merah di Desa Soulove, tim memperkenalkan berbagai teknologi konservasi untuk mengelola ketersediaan air di lahan, selama periode pertumbuhan bawang merah. Mereka juga memperkenalkan teknologi pengelolaan kesuburan tanah secara berkelanjutan dan teknologi pengendalian hama dan penyakit tanaman bawang merah, menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia banyak di sekitar lingkungan petani dan areal pertanian.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani yang tergabung dalam kelompok tani, khususnya petani bawang merah, dalam menerapkan teknologi konservasi air dan teknologi pengelolaan kesuburan tanah secara berkelanjutan pada lingkungan pertanaman bawang merah, khususnya varietas Lembah Palu. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani tentang teknik pengendalian hama dan penyakit menggunakan bahan-bahan lokal yang mudah diperoleh dan dengan harga/biaya yang sangat murah.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berlangsung selama dua hari, yaitu 20 – 21 Juli 2024 dan diikuti oleh sebanyak 15 petani, 3 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Kepala BPP Sigi Kota, serta 3 orang mahasiswa minat Hortikultura pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Untad. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan, serta pendampingan bagi petani bawang merah.
Kegiatan penyuluhan menekankan pada tiga hal. Pertama, pentingnya penerapan teknik konservasi air pada lingkungan pertanaman bawang merah. Kedua, pentingnya teknologi pengelolaan kesuburan tanah secara berkelanjutan pada lahan pertanaman bawang merah. Ketiga, pentingnya pengendalian hama dan penyakit, untuk meningkatkan produktivitas bawang merah varietas Lembah Palu.
Setelah penyuluhan, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan tentang teknik pembuatan pestisida nabati dan pestisida hayati serta cara aplikasinya pada pertanaman bawang merah, serta pelatihan teknik konservasi air dan teknik pengelolaan kesuburan tanah pada areal pertanaman bawang merah varietas Lembah Palu. Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 10 orang anggota kelompok tani, dan 3 orang PPL.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan pendamping penerapan teknologi budidaya tanaman bawang merah varietas Lembah Palu, yang melibatkan 3 (tiga) mahasiswa dari BKU Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
Selain kegiatan pelatihan teknik konservasi air dan pengelolaan kesuburan tanah pada pertanaman bawang merah, juga dilakukan pelatihan pembuatan pestisida nabati dan pestisida hayati. Pestisida nabati yang diperkenalkan kepada peserta pelatihan adalah pestisida yang berasal dari ramuan tanaman sereh, sedangkan untuk pestisida hayati menggunakan Trichoderma. Kedua bahan pestisida ini sangat mudah ditemukan oleh petani dan harganya pun sangat terjangkau, sehingga hal ini akan sangat efektif dalam mengendalikan hama dan penyakit yang selama ini banyak menyerang tanaman bawang merah.
Setelah kegiatan penyuluhan dan pelatihan teknik konservasi air dan pengelolaan kesuburan tanah bagi Kelompok Tani Karya Tani Mandiri sebagai mitra sasaran, maka dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, kegiatan penyuluhan tentang pentingnya pengelolaan air dan kesuburan tanah dalam budidaya tanaman bawang merah varietas Lembah Palu, telah mampu membuka wawasan dan menambah pengetahuan petani mitra.
Kedua, pelatihan dan pendampingan penerapan teknik konservasi air, teknik pengelolaan kesuburan tanah dan teknik pembuatan pestisida nabati dan hayati serta cara aplikasinya pada tanaman bawang merah, telah menarik minat anggota kelompok mitra, sehingga mereka akan mengembangkannya secara mandiri, baik oleh masing-masing anggota maupun secara berkelompok, untuk pengembangan kembali usaha budidaya bawang merah varietas Lembah Palu.
Dari hasil penyuluhan, pelatihan dan pendampingan yang telah dilaksanakan, diharapkan usaha budidaya bawang merah varietas Lembah Palu di Desa Soulove dapat bangkit Kembali, sehingga industri pengolahan bawang goreng sudah tidak kesulitan dalam memperoleh bahan baku utama pembuatan bawang goreng.
Kegiatan ini difasilitasi oleh DIPA Fakultas Pertanian Unyad melalui Skim Produk Unggulan Daerah. Untuk itu atas terselenggaranya kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan ini, tim menyampaikan terima kasih kepada Rektor bersama Ketua LPPM dan Dekan Fakultas Pertanian Untad. */JEF