SIGI, MERCUSUAR- Desa Jono Oge, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi merupakan salah satu wilayah yang terdampak parah, saat peristiwa bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018 silam. Bahkan salah satu dampak yang dialami warga setempat pascabencana, yakni kesulitan dalam hal air bersih.
Kini, setelah dua tahun pascabencana, kesulitan warga akan kebutuhan air bersih mulai teratasi, salah satunya berkat bantuan Yayasan IDEP yang sejak pascabencana konsen melakukan program kemanusiaan di wilayah itu termasuk memberikan solusi dalam hal air bersih bagi masyarakat.
Yayasan tersebut membuat dua jenis sumur yakni sumur artesis atau dikenal warga sumur suntik dan sumur imbuhan/serapan di lima dusun di Desa Jono Oge. I Putu Bawa Usadi selaku perwakilan dari IDEP berharap, pembuatan sumur itu bisa menjadi solusi atas permasalahan air bersih yang dialami warga di desa tersebut.
Dia melanjutkan, untuk sumur suntik dibuat dengan kedalamannya mancapai kira-kira 30 meter, dan dari ukuran kedalamannya, sumur ini berbeda dari sumur-sumur warga pada umumnya. Sementara untuk menjawab kekuatiran warga yang menyatakan bahwa jika air terus menerus warga disedot dari dalam tanah akan terjadi likuefaksi, maka pihak IDEP membuat sumur imbuhan atau sumur resapan, sehingga ada keseimbangan antara air yang keluar dari dalam tanah dan juga yang masuk.
Dia menjelaskan, untuk sumur imbuhan menggunakan system filter (penyaringan) yang sesuai standar kelayakan, sehingga air yang masuk kedalam tanah adalah air yang betul-betul bagus, karena telah melalui beberapa penyaringan filter yang telah dibuat sedemikian rupa.
“Jadi di tiap dusun kita bangun satu sumur artesis dan satu sumur imbuhan. Kita berharap dengan adanya sumur ini, maka kesulitan air bersih terutama di musim kering bisa diatasi,” jelasnya, Senin (19/10/2020), sata Diskusi Terfokus dan Monitoring Pelaksanaan Program IDEP.
Sementara, Kepala Dusun (Kepala Dusun) I, Jonofri mengatakan, sangat menyambut baik pembuatan sumur tersebut, karena diketahui pascabencana, warga mengalami kesulitan air bersih, olehnya bantuan sumur itu diharapkan mampu mengatasi permasalahan warga.
“Memang jika di musim-musim penghujan ini, kita tanya warga, kemungkinan mereka akan menjawab bahwa sumur mereka yang rata sumur dangkal masih bisa mengatasi kesulitan air, tapi hal itu akan berbeda jika saat musim kering, maka sumur bantuan yayasan (IDEP) pastinya akan sangat dibutuhkan,”jelasnya.
Hal senada dikatakan Kadus II, Nurngalim, dia berharap pendistribusian air dari sumur bantuan Yayasan IDEP akan teraliri dengan baik ke rumah-rumah warga. “Kita harapkan pendistribusiannya nanti bisa berjalan dengan lancar,” tambahnya.
Kades Minta Warga Bekerjasama
Menyikapi hal itu, Kepala Desa Jono Oge, Mesak Rapiua, S.Pd meminta kepada seluruh warga seda setempat, melalui para kadus agar saling bekerjasama dan berperan aktif melancarkan program bantuan atau sarana air bersih, yang tentunya untuk kepentingan warga desa setempat.
Dia juga meminta agar aset bantuan yang telah diberikan pihak yayasan, agar bisa dimanfaatkan dengan baik, terlebih bisa dijaga, sehingga bisa bertahan lama dan bisa mengtasi kesulitan air bersih di wilayah itu.
“Saya minta para kadus, bisa memberikan pengertian kepada masing-masing warganya dan kita saling bekerjasama atas bantuan yang luar bias aini,” jelasnya.
Beberapa upaya yang telah dilakukan Yayasan IDEP dalam membantu warga di Desa Jono Oge, seperti paket sembako (saat masa tanggap darurat), bantuan rumah, pembuatan sumur, dan pemanfaatan pekarangan untuk ditanami sayur-sayuran. Selain di Jono Oge, beberapa desa di Kabupaten Donggala diantaranya Desa Sumari, Taripa dan Gumbasa juga menjadi sasaran program kemanusiaan Yayasan IDEP. AMR