SIGI, MERCUSUAR – Yayasan IDEP Selaras Alam melakukan penghijaun di Desa Jono Oge, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Jumat (4/12/2020).
IDEP bersama warga Jono Oge menanam sebanyak 200 bibit pohon dan juga beberapa bibit bunga di kiri dan kanan ruas jalan desa tersebut.
Koordinator Program Yayasan IDEP Selaras Alam, Sayu Komang mengatakan kedepannya diharapkan pohon-pohon yang ditanam itu nantinya dapat berfungsi menjaga siklus air. Sementara bunga yang ditanam bertujuan untuk menambah keasrian dan keindahan desa.
“Program penghijauan ini nantinya akan menjadi salah satu rekomendasi kami (IDEP) kepada pemerintah desa, dimana penanaman pohon akan dilakukan secara berkala. Dan selain pohon juga ditanami bunga di pinggir-pinggir jalan sehingga menambah keindahan,” jelasnya.
Sementara, Sekretaris Desa (Sekdes) Jono Oge, Shet Arianto mengatakan untuk perawatan bibit pohon dan bunga yang telah ditanam, pihaknya akan meminta warga yang rumahnya berdekatan dengan pohon atau bunga yang telah ditanam, agar senantiasa mengontrol serta menyiram tanamana tersebut.
“Kami selaku pemerintah desa sangat bersyukur dan mengapresiasi segala upaya dan bantuan yang telah dilakukan NGO, khususnya IDEP. Tentunya kita harapkan dengan penanaman ini, kedepannya desa akan semakin rindang dan indah,” kata Sekdes.
SERAHKAN BANTUAN SUMUR
Sebelum penanaman, di hari yang sama IDEP juga melaksanakan prosesi penyerahan secara resmi bantuan sumur yang berada di lima titik kepada Pemerintah Desa Jono Oge. Bantuan diterima oleh Sekdes mewakili kepala Desa (Kades) Jono Oge, kemudian dilanjutkan diskusi terfokus dan monitoring proses program.
Diketahui, selain membantu warga pada fase tanggap darurat, Yayasan IDEP juga memprogramkan bantuan di fase recovery, yakni pembuatan dua jenis sumur yakni sumur artesis atau dikenal warga sumur suntik dan sumur imbuhan/serapan di lima dusun di Desa Jono Oge.
Pembuatan sumur itu diharapkan bisa menjadi solusi atas permasalahan air bersih yang dialami warga di desa tersebut.
Sumur suntik dibuat dengan kedalamannya mencapai kira-kira 30 meter, serta dari ukuran kedalamannya, sumur itu berbeda dari sumur-sumur warga pada umumnya.
Sementara untuk menjawab kekuatiran warga yang menyatakan bahwa jika air terus menerus warga disedot dari dalam tanah akan terjadi likuefaksi, maka IDEP membuat sumur imbuhan atau sumur resapan, sehingga ada keseimbangan antara air yang keluar dari dalam tanah dan juga yang masuk.
Sumur imbuhan menggunakan system filter (penyaringan) yang sesuai standar kelayakan, sehingga air yang masuk kedalam tanah adalah air yang betul-betul bagus, karena telah melalui beberapa penyaringan filter yang telah dibuat sedemikian rupa. AMR