SIGI, MERCUSUAR – Kawasan perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi tetap di Desa Bora, Kecamatan Sigi Kota, sebagai ibu kota Kabupaten Sigi dan sebagai pusat pelayanan administrasi pemerintahan, sebagai kekuatan terbukanya ruang ekonomi yang baru.
Hanya saja, harus benar-benar diteliti mengenai struktur tanahnya, mengingat Kabupaten Sigi merupakan salah satu daerah yang masuk daerah rawan gempa. Hal tersebut dikatakan Bupati Sigi, Moh. Irwan Lapatta, kepada wartawan Mercusuar, usai menghadiri, rapat koordinasi (rakor) pembahasan penelitian kawasan perkantoran Bora, di salah satu warkop di Palu, Jumat (24/12/2021).
Dijelaskan, salah satunya adalah terkait pembangunan kembali Kantor Bupati Sigi, mengingat Kantor Bupati Sigi, yang lama sudah rusak akibat bencana gempa tahun 2018 silam.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Kabupaten (Dekab) Sigi, Moh. Rizal Intjenae mengatakan, semua anggaran pembangunan tidak terlepas dari perencanaan yang ada, perencanaan itu tergantung dari hasil penelitian.
Sementara itu, Tim Ahli Untad, Dr. Taslim mengatakan, kawasan kantor lama, berpotensi terhadap gempa, namun dari segi struktur masih dimungkinkan untuk digunakan.
Lanjutnya, terkait kantor Bupati Sigi dengan aspek kerusakan yang berat akibat gempa, maka pihaknya merekomendasikan Kantor Bupati Sigi dibangun di luar lokasi yang ada saat ini.
Ada empat alternatif lokasi yang bisa dibangun Kantor Bupati Sigi, yakni, jalur Bora-Pandere, dekat bundaran Bora, di belakang Alkaf Jalan Poros Palolo dan lokasi di belakang air panas Bora.
Hadir dalam kesempatan itu, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdakab Sigi, Iskandar Nongtji, Anggota Dekab Sigi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Untad, beberapa Pimpinan OPD Sigi, Bidang Cipta Karya, Bidang Tata Ruang, Bidang Bina Marga dan Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Sigi, serta Kabag Prokopim Pemkab Sigi. AJI