SIGI, MERCUSUAR – Kegiatan Indonesia Badra Utama (IBU) Foundation di Kabupaten Sigi berakhir yang telah berlangsung sekira lima bulan sejak Oktober 2018 hingga Maret 2019, berakhir.
Koordinator Yayasan IBU Foundation, Yarid Rimba, Minggu (3/3/2019), mengatakan kegiatan di daerah itu sebagai bentuk merespon situasi bencana yang terjadi di Sulteng, khususnya di Sigi.
Demikian rilis diterima wartawan Media ini dari Bagian Humas Pemkab Sigi, Senin (4/3/2019).
IBU Foundation menyediakan psiko sosial yang berpusat pada anak dan keluarga, serta penduduk yang terkena dampak bencana terutama perempuan dan anak-anak. Selain itu, juga memberikan pelayanan psiko sosial pada anak melalui pembentukkan ruang ramah anak bencana yang disebut dengan rumah kencana.
“IBU Foundation tidak sendirian, kami bekerja sama dan berkoordinasi dengan organisasi lain, serta dengan kelompok klaster nasional dalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan penduduk yang terkena dampak bencana,” jelas Yarid.
Selama lima bulan, katanya, IBU Foundation mendampingi desa khususnya Desa Sibalaya Utara, Kecamatan Tanambulava, serta telah menyiapkan tujuh aspek dalam konsep rumah kencana kepada anak dan orang tua, khususnya di desa dampingan yang berjumlah enam desa. Selain itu, juga melaksanakan pelatihan bagi relawan lokal yang bertugas untuk mengembangkan rumah kencana di Sibalaya Utara.
Bupati Sigi Moh Irwan Lapatta berharap pada seluruh masyarakat terkhusus di Desa Sibalaya Utara agar bisa mengambil nilai kesyukuran, karena masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk hidup dan bersabar menghadapi cobaan.
Dia juga mengimbau pada Kepala Desa Sibalaya Utara, agar masyarakat yang rumahnya mengalami rusak berat, sedang maupun rusak ringan yang belum terdata, agar tetap dimasukkan (datanya). Batas akhir tanggal 4 dan 5 Maret.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Sigi mengapresiasi dan ucapan terima kasih kepada IBU Foundation yang telah membantu dalam pemulihan pascabencana di Kabupaten Sigi,” kata Bupati. AJI/*