Kemenag Sigi Gelar Halalbihalal

Kepala Kemenag Sigi, Lutfi Yunus (tengah) menerima jabat salam dari pegawai dan Kepala KUA di lingkungan Kemenag Sigi, dalam kegiatan halalbihalal. FOTO: MISBACH/MS

SIGI, MERCUSUAR – Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Sigi menggelar kegiatan halalbihalal, di aula penyelenggaraan haji dan umrah terpadu, Rabu (8/5/2024), yang dihadiri para Kepala KUA dan pegawai di lingkungan Kemenag Sigi.

Kepala Kantor Kemenag Sigi, H. Lutfi Yunus dalam sambutannya mengatakan halalbihalal adalah bagian terkecil dari sebuah proses mencapai nilai takwa, namun bukan berarti disepelekan. Sebab, menurutnya, nilai dari halalbihalal adalah menjaga silaturahmi sesama manusia.

“Setelah di bulan puasa kita menjaga kualitas hubungan dengan Allah SWT dengan beragam ibadah, baik wajib maupun sunnah. Hingga kemudian saat merayakan kemenangan di Hari Raya Idulfitri, kita diwajibkan menjaga hubungan dengan manusia,” urai Lutfi.

Ia menambahkan, dengan perubahan zaman yang semakin modern, era digitalisasi yang semakin masif, membuat hubungan komunikasi sudah bisa dilakukan meskipun tidak bertatap muka langsung, saling mengirim ucapan dengan kata-kata yang indah, bahkan dengan gambar yang menarik.

“Namun semuanya itu hanya bernilai komunikatif saja, bukan nilai silaturahmi. Silaturahmi itu adalah kontak langsung secara fisik, jabat tangan salah satunya. Ini sebenarnya yang lebih penting,” tekannya.

Pada kegiatan halalbihalal itu, tiga Kepala KUA diminta memberikan tausyiah, yakni Ustaz Muh. Amin Parakkasi, Ustaz Syafei dan Ustaz Fuad.

Dalam paparan hikmahnya, Amin Parakkasi menyebutkan halalbilhalal adalah buah, bukan proses. Buah yang dipetik, setelah diproses dalam bulan puasa Ramadan.

“Ramadan secara bahasa adalah pembakaran, selama bulan Ramadan kita melakukan pembakaran. Kita pada umumnya mengetahui kalau Ramadan membakar dosa-dosa, menjernihkan kembali hubungan dengan Allah, dan mencoba membangkitkan semangat beribadah,” tutur Amin.

Namun, kata Amin lagi, ternyata  lebih dari sekadar itu, yang lebih penting dibakar adalah penyebab datangnya dosa, yakni penyakit hati. 

“Karena kalau hati berpenyakit, tentu halalbihalal tidak bisa terwujud. Salah satu penyakit hati adalah sombong,” pungkasnya.

Kegiatan halalbihalal ditutup dengan ‘ritual’ jabat tangan para pegawai di lingkungan Kemenag Sigi bersama para Kepala KUA di wilayah kerja Kemenag Kabupaten Sigi. MBH

Pos terkait