PALU, MERCUSUAR – Selain Palu dan Donggala, Kabupaten Sigi juga menjadi salah satu daerah yang mengalami kerusakan terparah akibat gempa 7,7 SK yang menimpa 28 September 2018 lalu, khususnya di Desa Jano Oge Kabupaten Sigi yang telah terkena dampak likuifaksi dan menelan korban jiwa serta perkampungan warga setempat.
Setelah melakukan penyaluran diberbagai lokasi pengungsian, termasuk mengandeng Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk proses distribusi bantuan berupa dapur umum, sembako, pelayanan media dan Personal hygiene, Selasa (16/10/2018) Bank Indonesia kembali menyalurkan bantuan sembako di lokasi pengungsian warga Jono Oge yang saat ini mengungsi di Desa Pombewe Kabupaten Sigi.
“Untuk penyaluran melalui ACT sudah dipastikan akan tersalur dengan baik. Untuk penyaluran secara langsung oleh Bank Indonesia kita sudah kunjungi beberapa titik pengungsian, seperti Balaroa, Kawatuna dan hari ini kita kunjungi dan beri sembako lagi kepada pengungsi di Desa Pombowe yang merupakan warga Desa Jono Oge korban likuifaksi,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulteng, Miyono, Selasa (16/10/2018).
Bantuan yang berikan Bank Indonesia dalam tahap awal di masa tanggap darurat ini sebesar Rp1,5miliar, dana tersebut berasal dari Kantor Bank Indonesia pusat, Perwakilan Bank Indonesia Sulteng dan Ikatan Pegawai Bank Indonesia. Bantuan tersebut diharap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang menjadi korban bencana Palu, Donggala dan Sigi sepanjang masa tanggap darurat.
Bank Indonesia juga tidak akan berhenti sampai disitu, setelah masa tanggap darurat berakhir, Bank Indonesia akan memberikan bantuan lagi untuk berusaha ikut memulihkan kondisi Kota Palu, Donggala dan Sigi.
“Kami pastikan akan masih ada bantuan lainnya, untuk saat ini bantuan yang kami salurkan merupakan tahap awal dalam menghadapi tanggap darurat,” jelasnya.RES